Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin Covid-19 gratis menjadi perbincangan. Bahkan ada seorang epidemiolog mengatakan bahwa pemerintah mengomersialkan vaksin apabila tidak memberikan antivirus itu secara cuma-cuma kepada masyarakat.
Adam Prabata, seorang dokter yang aktif menyoal Corona, ikut berbicara mengenai hal tersebut. Dia mengungkapkan menurunkan atau menggratiskan harga vaksin Covid-19 berbanding lurus dengan upaya mengendalikan penyebaran virus.
"Menggratiskan vaksin Covid-19 berpotensi meningkatkan angka cakupan vaksinasi di masyarakat sehingga herd imunity lebih mudah dan cepat dicapai," tulis Adam melalui Instagramnya @adamprabata pada Senin (14/12/2020).
Selain itu, Adam juga mengungkapkan bahwa peningkatan cakupan vaksinasi dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi suatu negara.
Mengutip penelitian epidemiolog Roy Anderson, Adam menjelaskan bahwa untuk menangani pandemi suatu negara harus memberikan vaksin kepada 60 hingga 90 persen.
Sementara itu, apabila berdasarkan rencana pemerintah, pembagian vaksin di Indonesia akan terbagi dalam dua skema. Pertama yang dibagikan secara gratis oleh Kementerian Kesehatan sebanyak 30 persen dari total vaksin yang akan dimiliki Indonesia.
Lalu skema kedua yang akan diselenggarakan oleh Kementerian BUMN secara berbayar dalam cakupan sekitar 70 persen vaksin, dengan biaya diperkirakan paling murah Rp200 ribu seperti dikutip Bisnis, Selasa (15/12/2020).
Adam kemudian dalam Instastory menyampaikan bahwa saat dibagikan gratis saja, akan ada kemungkinan penolakan dari masyarakat, apalagi dengan skema berbayar.
"Vaksin gratis aja ada risiko penolakan dari segolongan masyarakat yang berisiko mengurangi cakupan vaksin," ungkapnya.
Baca Juga : Epidemiolog UI Bilang Pemerintah Bisnis Vaksin |
---|
Dia pun kemudian mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mengatasi Covid-19 karena rencana pemerintah membagikan vaksin secara berbayar menurutnya berbanding terbalik dengan peningkatan cakupan vaksinasi di Indonesia.
Pun menurunkan harga atau menggratiskan vaksin akan berimbas kepada perekonomian Indonesia. Pasalnya keberhasilan pengendalian virus merupakan kunci untuk mengembalikan produktivitas masyarakat.