Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Rekonstruksi Polri, Refly Harun Ajak Masyarakat Berpikir Logis

Refly pun kemudian menyimpulkan bahwa Komnas HAM maupun FPI, dan dia sendiri baik secara eksplisit maupun emplisit tidak begitu nyaman.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun / Youtube Channel Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun / Youtube Channel Refly Harun

Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian pada Minggu malam (13/12/2020), telah melakukan rekonstruksi eksekusi enam anggota Front Pembela Islam (FPI) di tempat kejadian perkara (TKP).

Terkait hal ini pakar hukum tata negara Refly Harun kemudian mengajak masyarakat untuk melatih opini dan pikiran logisnya yang disampaikan dalam YouTube yang berjudul "Mengapa Keterangan Polisi Berubah-Ubah!!" yanng diunggah Selasa (15/12/2020).

"Kita semua bersabar untuk menunggu sambil kita berlatih, melatih opini kita, melatih logic thinking kita, mengawal kasus ini agar tidak terbang bersamaan," ujar Refly diakhir videonya.

Pada video YouTube Refly Harun yang berdurasi 20 menit ini, dia membacakan berita terkait hasil rekonstrusi polri dan kejanggalan yang terdapat dalam proses ini. Refly pun kemudian menyimpulkan bahwa Komnas HAM maupun FPI, dan dia sendiri baik secara eksplisit maupun emplisit tidak begitu nyaman.

"Mereka sebenarnya tidak begitu nyaman, bahasanya ya, tidak begitu oke ya, saya tidak ingin mengatakan tidak begitu percaya, dengan informasi yang disampaikan oleh pihak Polda Metro Jaya dalam pers conference, dan juga sepertinya dalam rekonstruksi yang diadakan Senin kemarin," ungkap Refly dikutip pada Selasa (15/12/2020).

Dimana Komnas HAM hingga saat ini juga mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan penembakan ini. Refly juga berharap berbagai pihak yang kini berpartisipasi terhadap kasus ini agar bisa mengungkapkan kebenaran dan keadilan.

Refly pun mengungkapkan jika dalam proses pengungkapan kasus ini nanti ditemukan ada keterangan yang direkayasa, maka ini adalah hal yang berbahaya dan bisa merusak tatanan, merusak institusi.

"Mudah-mudahan Presiden Jokowi menyadari bahwa ini masalah gawat, yang kalau dibiarkan bisa merusak tatanan, bisa merusak institusi, bisa terjadi pembelahan masyarakat yang lebih permanenm," ungkap Refly.

Kekhawatiran ini pun muncul karena hingga saat ini informasi maupun keterangan yang beredar terkait penembakan anggota FPI ini dari pihak-pihak yang mengumpulkan fakta, berbeda-beda, bahkan ada yang bertolak belakang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper