Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Pandemi, Emisi Karbon Dioksida Dunia Turun 7 Persen

Gelombang virus corona kedua di berbagai negara dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan emisi gas karbon dioksida hingga mencapai prediksi maksimal yakni 7 persen.
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Angka awal dari studi global menunjukkan dunia yang dilanda pandemi Covid-19 dan melakukan penguncian ketat wilayah atau negara telah mengurangi emisi karbon dioksida pada tahun ini sebesar 7 persen.

Global Carbon Project, sebuah kelompok otoritatif yang terdiri dari puluhan ilmuwan internasional yang melacak emisi, menghitung bahwa dunia melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara pada 2020.

Dilansir dari New York Post, Sabtu (12/12/2020) hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Earth System Science Data itu menunjukkan bahwa angka di atas turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 36,4 miliar metrik ton.

Para ilmuwan mengatakan penurunan ini terutama karena lebih banyak orang tinggal di rumah serta lebih sedikit bepergian dengan mobil dan pesawat, akibat pembatasan mobilitas terkait pandemi Covid-19.

Namun, emisi diperkirakan akan melonjak kembali setelah pandemi berakhir, mengingat transportasi darat menghasilkan seperlima dari emisi karbon dioksida, gas pemerangkap panas buatan manusia.

Corrine LeQuere, penulis studi dan ilmuwan iklim dari University of East Anglia mengatakan penguncian ini sama sekali bukan cara atau jawaban untuk mengatasi perubahan dan krisis iklim global.

Kelompok ilmuwan yang sama itu, beberapa bulan lalu memperkirakan penurunan emisi dari 4 persen hingga 7 persen, tergantung pada perkembangan penanganan pandemi Covid-19.

LeQuere menuturkan gelombang virus corona kedua di berbagai negara dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan emisi gas karbon dioksida hingga mencapai prediksi maksimal yakni 7 persen.

Adapun, penelitian menunjukkan emisi turun sekitar 12 persen di Amerika Serikat dan 11 persen di wilayah Eropa, tetapi hanya 1,7 persen di China. Ini disebabkan China memiliki penguncian lebih awal dan gelombang kedua yang lebih sedikit serta emisinya yang lebih banyak berasal dari industri.

Chris Field, direktur Stanford Woods Institute for the Environment memperkirakan emisi akan meningkat setalah pandemi, tetapi dia optimistis bahwa kita belajar beberapa pelajaran penting yang dapat membantu mengurangi emisi di masa depan.

"Misalnya, ketika ada pilihan untuk bekerja jarak jauh beberapa hari dalam seminggu atau menyadari bahwa mereka tidak terlalu banyak memerlukan perjalanan bisnis, kita mungkin melihat penurunan emisi di masa depan terkait perilaku," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper