Bisnis.com, JAKARTA - Selama masa pandemi Covid-19, tantangan yang dihadapi tidak hanya memutus penularan virus Corona (Covid-19), tetapi juga adanya infodemik seputar Covid-19.
Infodemik turut menjadi tantangan karena mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.
Masyarakat pun diimbau untuk memastikan agar setiap informasi terkait Covid-19 yang diterima berasal dari sumber terpercaya. Pengecekan perlu dilakukan meski pengirim informasi tersebut ialah teman dekat atau anggota keluarga.
WHO Indonesia pun membagikan tips untuk menghadapi infodemik. Berikut ini langkah-langkahnya:
Pertama, mengecek sumbernya. WHO menyatakan masyarakat harus melihat siapa yang menjadi sumber penyebaran informasi dan dari mana orang tersebut mendapatkan informasinya.
"Bahkan jika pengirimnya adalah teman atau anggota keluarga. Anda tetap harus memeriksa sumber informasinya," cuit @WHOIndonesia, Sabtu (12/12/2020).
Langkah kedua yang dapat dilakukan adalah jangan hanya membaca judul dari informasi yang disebarkan. Pasalnya, judul-judul yang digunakan bisa saja sengaja dibuat sensasional atau provokatif.
Ketiga, mencari tahu nama penulisnya. Masyarakat diimbau untuk menelusuri nama penulisnya secara online untuk melihat apakah dia nyata dan kredibel.
Sering menerima informasi terkait #coronavirus #COVID19? "'Jangan lupa untuk mengecek kembali apakah informasi tersebut berasal dari sumber-sumber tepercaya, bahkan jika pengirimnya adalah teman atau anggota keluarga.
— WHO Indonesia (@WHOIndonesia) December 12, 2020
Lebih lanjut tentang infodemik: https://t.co/dZwSbY4mWk pic.twitter.com/niXjGv7ql1
Tips yang keempat ialah memeriksa tanggal dari informasi yang diterima. Pemeriksaan tanggal perlu dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang diterima merupakan informasi terbaru dan relevan dengan peristiwa terkini.
"Judul, gambar atau statistik yang digunakan pada informasi tersebut juga perlu diperiksa apakah sesuai dengan konteks atau tidak," tulis WHO.
Kelima, masyarakat juga diimbau untuk memeriksa bukti-bukti pendukung. Bukti-bukti pendukung yang dimaksud ialah kisah-kisah yang kredibel menggunakan data dan fakta-fakta untuk mendukung klaim yang dipaparkan.
Keenam, masyarakat diminta untuk mengenali bias dalam cara berpikir. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah prasangka yang dimiliki dapat mempengaruhi penilaian tentang apa yang dapat dipercaya atau tidak.
Terakhir, untuk memastikan kebenaran sebuah informasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan fakta. WHO menyatakan bahwa masyarakat dapat berkonsultasi dengan organisasi pemeriksa fakta yang dapat dipercaya, misalnya International Fact-Checking Network dan outlet berita global yang berfokus untuk membongkar misinformasi.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun