Bisnis.com, JAKARTA - Pfizer Inc. telah menyatakan kepada Pemerintahan Donald Trump bahwa Amerika Serikat harus menunggu hingga Juni atau Juli 2021 untuk mendapatkan lebih banyak vaksin diluar kesepakatan.
Produsen itu beralasan telah melakukan kesepakatan dengan negara lain dan harus memprioritaskan pesanan yang datang lebih dulu.
Meski demikian, pejabat Amerika Serikat bersikeras negara itu akan memiliki cukup dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan seluruh warganya hingga musim panas tahun depan. Pemerintahan Trump yakin bahwa AS akan memiliki cukup pasokan untuk memvaksinasi semua warganya.
Sebelumnya, AS telah menandatangani kesepakatan untuk mendapatkan 100 juta dosis vaksin eksperimental Pfizer dengan mitra BioNTech. Dari Moderna Inc., AS juga telah mengamankan 100 juta sehingga totalnya menjadi 200 juta dosis. Jumlah itu cukup untuk memvaksinasi 100 juta orang mengingat masing-masing membutuhkan dua dosis suntikan.
Selain itu AS juga memiliki kesepakatan dengan AstraZeneca Plc, Johnson & Johnson dan lainnya. Namun demikian, hanya vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna yang kemungkinan akan disetujui oleh Food and Drug Administration bulan ini. Kandidat vaksin yang lain masih menunggu data uji coba lebih lanjut dan bisa memakan waktu berbulan-bulan lebih lama untuk diberikan otorisasi penggunaan darurat.
Pfizer awalnya menawarkan 200 juta dosis kepada pemerintah musim panas lalu, tetapi pemerintah memilih setengah dari itu. Juru bicara Moderna mengatakan, perusahaan itu dapat memberikan lebih banyak dosis ke AS pada kuartal kedua 2021, atau mungkin porsi terbatas pada kuartal pertama.
Baca Juga
Pfizer menolak mengomentari negosiasi dengan AS, dengan mengatakan setiap dosis tambahan di luar 100 juta tunduk pada perjanjian terpisah dan yang dapat diterima bersama.
Situasi ini mungkin hanya menjadi genting jika kandidat vaksin lain gagal terwujud. Dalam sebuah wawancara bulan lalu, Moncef Slaoui, kepala penasihat ilmiah untuk inisiatif pengadaan vaksin pemerintah, mengatakan rencana utama adalah menerima vaksin untuk dikerjakan sendiri dari produsen seperti Pfizer, Moderna dan kandidat lainnya.
Jika kandidat lain tidak mendapatkan izin dari FDA atau tidak dapat diproduksi dengan cukup cepat, rencana selanjutnya yakni mengamankan dosis tambahan yang diproduksi oleh Pfizer dan Moderna.
Moderna menolak mengomentari pembicaraan spesifik tetapi mencatat kesepakatan yang ada dengan AS termasuk opsi untuk membeli 400 juta dosis vaksin tambahan.