Bisnis.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menunjuk Inspektur Jenderal Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya pada Senin (16/11/2020).
Saat ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya, Fadil menjabat Kapolda Jawa Timur. Dia menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana yang dicopot lantaran dianggap tak bisa mengendalikan pelanggaran protokol kesehatan terkait kerumunan massa di pernikahan putri Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Sabtu(14/11/2020).
Bersamaan dengan itu, di kediaman Rizieq di kawasan Petamburan Jakarta Pusat, juga digelar peringatan Maulid Nabi SAW yang memicu kerumunan massa di tengah DKI Jakarta berstatus PSBB transisi hingga 22 November 2020.
Seperti diketahui, kerumunan massa itu merupakan salah satu faktor risiko penularan Virus Corona penyebab Covid-19.
Fadil Imran merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1991, berlatang belakang bidang reserse.
Dia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada tahun 2017. Saat itu, dia menangani kasus chat mesum yang menjerat HRS dan wanita bernama Firza Husein yang dikenal dengan kasus "Balada Cinta Rizieq".
HRS dan Firza sempat menyandang status sebagai tersangka dalam kasus tersebut, namun setahun kemudian kasus itu dihentikan setelah diterbitkannya Surat Perintah Penghentian atau SP3.
Pada saat pengusutan kasus itu, HRS tengah berada di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dan baru pulang ke Indonesia pada 10 November 2020.
Pada tahun 2018, saat menjabat Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada 2018, Fadil Imran mengungkap sindikat Saracen serta Muslim Cyber Army (MCA).
Pada saat itu Fadil menyampaikan kelompok MCA memiliki keterkaitan dengan kelompok Saracen. Keduanya diketahui menyebarkan hoaks di sejumlah daerah di Indonesia.
Kemudian, pada tahun 2013 saat menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat, Fadil membentuk Tim Pemburu Preman.
Pembentukan tim tersebut bertujuan untuk memberantas premanisme yang sering terjadi di wilayah Jakarta Barat. Tim Pemburu Preman terdiri dari 30 anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat.
Salah satu yang menjadi sasaran dari kelompok Hercules Rozario Marshal, yang ditangkap pada pada 9 Juli 2013.
Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran bertemu dengan jajaran PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) di Gedung Tribrata lantai 2 Mapolda Jatim./Twitter Humas Polda Jatim
Dikenal Tegas
Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menilai penempatan Irjen Pol Muhammad Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya sebagai langkah tepat karena dia dikenal tegas saat menjabat sebagai Kapolda Jatim.
Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Hasibuan di Jakarta, Selasa (17/11/2020) mengatakan Fadil dengan tegas membubarkan acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya pada 28 September 2020.
Bahkan, Fadil meminta inisiator KAMI, Gatot Nurmantyo untuk turun mimbar sebelum pidato di Surabaya, kata mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini.
"Kami menilai Pak Kapolri sudah menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat," kata Edi menegaskan
Ayo terus berjuang terapkan Protokol Kesehatan.
— HUMAS POLDA JATIM (@HumasPoldaJatim) November 10, 2020
"JAGA JARAK, CUCI TANGAN DAN SELALU MEMAKAI MASKER"
-Irjen Pol. Dr. Muhammad Fadil Imran, https://t.co/qSWgWdb300.
Kapolda Jawa Timur-#TeladaniPejuangBangsa pic.twitter.com/oPW591Tl68
Berikut perjalanan karier Fadil:
1. Pada 2008, Fadli menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan kemudian diangkat menjadi Kapolres KP3 Tanjung Priok.
2. Pada 2011, dia menjabat sebagai Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri pada 2011, kemudian sebagai jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.
3. Pada 2013 menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
4. Pada 2015, menjabat Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.
5. Pada 2016 menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
6. Pada 2017 sebagai Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
7. Pada 2018, sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri.
8. Pada 2019, menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud).
9.Pada 2020 diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur kemudian dimutasi sebagai Kapolda Metro Jaya.