Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Jokowi (Jokowi) kembali menegur para pembantunya yang masih bekerja dengan cara lama sehingga penyerapan anggaran bergerak lambat.
“Bahkan dalam situasi krisis seperti ini dan kondisi yang darurat ini masih bekerja dalam chanel yang ordinary, biasa-biasa saja, normal-normal saja. Belum berganti ke chanel yang extraordinary, belum mengubah SOP-nya dari normal ke SOP yang shortcut yang penuh dengan terobosan,” kata Jokowi saat membuka Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11/2020).
Menurutnya, percepatan penyerapan anggaran belanja negara menjadi sangat penting di masa krisis ini karena masih menjadi andalan dalam mendongkrak perekonomian.
“Alarm peringatan perlu diberikan karena banyak kementerian banyak lembaga banyak pemda yang masih bekerja dengan cara-cara lama, rutinitas,” imbuhnya.
Adapun, data Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) menunjukkan bahwa dari total anggaran belanja pengadaan Rp1.027,1 triliun, sebesar Rp289,34 triliun menjadi pagu e-tendering.
Dari jumlah tersebut, Rp228,76 triliun telah selesai tender dan sisanya Rp60,58 triliun masih dalam proses. Kemudian, dari Rp60,58 triliun tersebut, anggaran sebesar Rp48,80 triliun adalah proyek konstruksi.
Baca Juga
“Akibatnya yang tadi itu saya sampaikan realisasi belanja yang sudah dianggarkan baik di APBN baik di APBD menjadi terlambat. November masih Rp40triliun dan itu adalah konstruksi. Trus nanti kalo misalnya itu selesai jadi barangnya kayak apa? Kalau bangunan ya ambruk kalau jembatan ya ambruk hanya berapa bulan,” ujar Jokowi.