Bisnis.com, JAKARA – Negosiator Palestina Saeb Erekat, yang menjadi perunding pembicaraan damai dengan Israel selama tiga dekade terakhir, meninggal pada hari Senin (9/11/2020) setelah berjuang melawan Covid-19.
Erekat menghabiskan minggu-minggu terakhirnya di rumah sakit Israel di Yerusalem, kota yang telah lama ia perjuangkan untuk mendirikan ibu kota negara Palestina di sana.
Erekat sebelumnya menjalani perawatan medis di rumah sejak 8 Oktober. Dari rumahnya pula Erekat mengumumkan bahwa dirinya terinfeksi Covid-19. Selain sebagai kepala perunding, Erekat merupakan Sekjen PLO.
Erekat yang berusia 65 tahun lalu dijemput ambulans dari rumahnya di Tepi Barat pada Minggu (18/10/2020), ujar Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Kondisi Erekat diperparah karena ia pernah menjalani transplantasi paru-paru pada 2017.
Semasa hidupnya, Erekat kerap menggunakan penekanan kelemahan posisi sebagai perwakilan Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel sebagai senjata negosiasinya.
Baca Juga
“Saya tidak memiliki tentara, tidak ada angkatan laut, tidak ada angkatan udara dan orang-orang saya terpecah belah. Sejak Hawa bernegosiasi dengan Adam, saya adalah negosiator yang paling tidak diuntungkan dalam sejarah umat manusia,” demikian ungkap Erekat.
Erekat memainkan berbagai peran dalam gerakan nasional Palestina. Ia pernah menjabat sebagai pembantu utama para pemimpin Palestina seperti Yasser Arafat dan Mahmoud Abbas, serta menjabat sebagai anggota parlemen dan menteri kabinet.
Dia menutup karirnya dengan memenangkan perebutan kekuasaan internal untuk menjadi sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina.
"Kepergian seorang saudara dan teman, pejuang yang hebat, Dr. Saeb Erekat, merupakan kerugian besar bagi Palestina dan rakyat kami," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas, saat mendeklarasikan masa berkabung tiga hari dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang.
“Erekat memainkan peran besar dalam mengibarkan panji Palestina dan membela hak-hak rakyat kami," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.
Erekat lahir pada tanggal 28 April 1955 di Abu Dis, sebuah desa di Tepi Barat, yang saat itu berada di bawah kendali Yordania. Israel merebut wilayah tersebut dalam perang Timur Tengah 1967.
Tahun berikutnya, pada usia 13 tahun, dia dijebloskan ke penjara oleh tentara Israel setelah menyebarkan selebaran dan melempar batu.