Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lautan Es Mencair, Kabar Buruk Bagi Bumi

Efek rumah kaca telah menimbulkan perubahan yang sangat cepat terhadap bumi. Bahkan, sejak 1981 kondisi lautan es mulai memburuk.
Kutub Utara/Antara
Kutub Utara/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa tahun terakhir, lautan es di Samudra Arktik terus menyusut dan ini menjadi kabar buruk bagi penghuni bumi.

Mengutip dari Live Science pada Jumat (30/10/2020), setiap tahunnya lapisan es utara atau es laut selalu menyusut pada musim semi dan musim panas dan mencapai batas minimumnya pada bulan September.

Adapun karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca menjadi pemantik dan juga telah menghangatkan bumi. Bahkan, area yang ditutupi oleh lautan es pada musim panas menjadi semakin kecil.

Efek rumah kaca ini telah menimbulkan perubahan yang sangat cepat terhadap bumi. Bahkan, sejak 1981 kondisi lautan es mulai memburuk hingga 2010.

"Sebuah peristiwa bersejarah sedang berlangsung di #Arctic. Kita harus memperhatikan indikator perubahan iklim ini," ungkap Zack Labe, ilmuwan atmosfer di Colorado University yang melacak peristiwa di Arktik.

Labe kemudian membagikan diagram terkait bagaimana es laut bertambah dan menyusut di Laut Laptev, wilayah Samudra Arktik di utara Siberia antara 1979 hingga saat ini 2020.

Es laut Laptev menyusut jauh lebih awal pada 2020 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan mencapai titik terendah pada akhir Agustus, dengan lapisan es laut bahkan tidak mulai kembali hingga pertengahan Oktober.

Itulah bagian dari kenapa minimum es laut Arktik 2020 memecahkan rekor sebelumnya, menjadi minimum terendah kedua setelah 2012 menurut Pusat Data Salju dan Es Amerika Serikat (NSIDC).

Berdasarkan estimasi NASA kemungkinan minimum tahun 2020 adalah 3,74 juta km². Berarti 2,48 juta km² di bawah rata-rata 1981-2010. Es laut yang telah hilang setara dengan gabungan wilayah Texas, Alaska, dan Carolina Selatan.

NASA mengungkapkan gelombang panas Siberia pada musim semi 2020 memulai musim pencairan es laut Arktik tahun ini lebih awal, degan suhu Arktik yang lebih hangat 8 hingga 10 derajat Celcius dari rata-rata, tingkat es terus menurun.

Es laut yang mencair tidak serta merta menaikkan permukaan air laut karena es tersebut sudah berada di atas permukaan laut.

Namun para peneliti percaya bahwa itu mempercepat laju pemanasan secara keseluruhan. 

Jika es mencair, maka akan memaparkan lebih banyak air yang menyebabkan permukaan yang lebih gelap menyerap lebih banyak sinar matahari dan menyebabkan pemanasan lebih cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper