Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Taiwan, Amerika Serikat Abaikan Ancaman Sanksi China

Amerika Serikat berkewajiban di bawah hukum domestik untuk menyediakan senjata pertahanan diri ke Taiwan.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersalaman dalam konferensi pers di Great Hall of the People di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Bloomberg-Qilai Shenn
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersalaman dalam konferensi pers di Great Hall of the People di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Bloomberg-Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengecilkan ancaman China yang akan menghukum perusahaan negaranya, karena menjual senjata ke Taiwan dengan mengatakan bahwa Beijing membahayakan stabilitas regional.

China mengatakan, bahwa pada Senin (2/11/2020) akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin dan divisi pertahanan Boeing yang merupakan bagian dari penjualan rudal baru ke Taiwan senilai hampir US$2 miliar.

"Ini bukan pertama kalinya Beijing mengancam memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS," kata René Clarke Cooper, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas penjualan senjata sepedti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (28/10/2020).

Dia mengatakan dengan enteng bahwa memang ada ancaman dan ada provokasi tentang hal itu terkait tentang sanksi China.

Akan tetapi, Amerika Serikat berkewajiban di bawah hukum domestik untuk menyediakan senjata pertahanan diri ke Taiwan, katanya.

Taiwan disebut sebagai sebuah negara demokrasi yang memerintah sendiri yang diklaim oleh Beijing.

China dalam beberapa bulan terakhir telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan dengan frekuensi yang terus meningkat, sementara film propaganda telah menampilkan serangan simulasi.

"Keamanan Taiwan adalah pusat stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," kata Cooper, seraya menambahkan bahwa China telah lama memahami bahwa Amerika Serikat akan terus menjual senjata ke Taiwan.

"Provokasi yang datang dari Beijing--perilaku penindasan, seperti yang dapat dilihat--di situlah letak provokatornya, bukan dengan Taiwan yang mempertahankan pertahanannya sendiri," katanya.

Dia memastikan bahwa Taiwan tidak akan diganggu atau diintervensi oleh Beijing.

Amerika Serikat juga mengakui hanya Beijing saja yang menunggu penyatuan kembali.

Pemerintahan Presiden Donald Trump semakin vokal dalam mendukung Taiwan, termasuk melalui dua kunjungan pejabat senior baru-baru ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper