Bisnis.com, JAKARTA - Inisiatif global bertajuk Covid-19 Vaccine Global Access (Covax) memperluas jaringan manufaktur yang akan menambah 1 miliar dosis vaksin ke seluruh dinia.
Inisiatif ini dipimpin oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), Aliansi Vaksin Gavi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan target mendistribusikan 2 miliar dosis vaksin pada akhir 2021.
Perluasan jaringan manufaktur itu baru-baru ini melibatkan penandatanganan perjanjian antara CEPI dengan Biofabri dari Spanyol dan GC Pharma dari Korea Selatan.
Berdasarkan ketentuan perjanjian, baik Biofabri maupun GC Pharma akan mencadangkan kapasitas produksi secara eksklusif untuk produksi vaksin Covid-19 yang ditunjuk oleh CEPI.
Satu atau lebih kandidat vaksin yang didukung CEPI akan diproduksi di setiap fasilitas. Vaksin yang diproduksi berdasarkan perjanjian ini akan diperoleh dan didistribusikan melalui fasilitas Covax untuk semua negara yang berpartisipasi.
Perjanjian dengan Biofabri dan GC Pharma ini merupakan yang terbaru dari serangkaian investasi strategis yang dilakukan CEPI untuk mempercepat produksi vaksin dalam skala besar dan sejalan dengan pengembangan klinis calon vaksin Covid-19.
Baca Juga
Biofabri akan mencadangkan kapasitas produksi mulai November 2020 hingga Mei 2022 dengan opsi memperpanjang atau memperluas reservasi. Sedangkan GC Pharma mulai Maret 2021 hingga Mei 2022. Selama periode tersebut, masing-masing produsen diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 500 juta dosis vaksin.
Selain itu CEPI juga telah mencadangkan kapasitas pembuatan bahan obat dan telah mengamankan pasokan botol kaca untuk menampung hingga 2 miliar dosis vaksin.
Richard Hatchett, Direktur Eksekutif CEPI mengatakan tidak dapat dihindari bahwa permintaan vaksin akan jauh melebihi pasokan dalam jangka pendek, membuat sebagian besar orang tidak terlindungi.
"Ada kapasitas global yang terbatas untuk memproduksi vaksin, jadi kita harus bertindak sekarang untuk mengamankan kapasitas yang diperlukan untuk memproduksi dosis vaksin yang akan tersedia secara global melalui Covax," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, mengamankan 2 miliar dosis vaksin dan mendistribusikan bagi mereka yang paling membutuhkan di negara dengan semua tingkat pendapatan merupakan cara tercepat dan teradil untuk mengakhiri fase akut pandemi.
"Berinvestasi dalam pembuatan vaksin, termasuk mencadangkan kapasitas produksi terlebih dahulu, sangat penting bagi Covax untuk memastikan akses yang cepat dan adil ke vaksin Covid-19," lanjutnya.
Disamping 92 negara berpenghasilan menengah dan rendah yang memenuhi syarat untuk dukungan Covax, 78 negara kaya juga bergabung dalam inisiatif ini dengan membiayai kebutuhannya sendiri.
Terbaru, Pemerintah Jepang menjanjikan US$130 juta pada pendanaan inisiatif ini. Kini total dana yang terkumpul telah mencapai US$1,8 miliar dari target awal US$2 miliar.