Bisnis.com, JAKARTA – Mulai November dan Desember mendatang vaksin Covid-19 diperkirakan akan tersedia di Tanah Air.
Setidaknya sekitar 9,1 juta vaksin akan dikirimkan dan disuntikkan kepada orang-orang yang menjadi prioritas.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Achmad Yurianto pembiayaan vaksin 9,1 juta dosis itu akan diprioritaskan dengan APBN.
Selanjutnya, 9,1 juta vaksin tersebut akan disalurkan kepada kelompok tenaga kesehatan, pelayanan publik, dan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang jadi tanggungan negara yaitu penerima bantuan iuran (PBI).
“Yang lain skemanya ada dan sedang kita bahas, nantinya termasuk vaksinasi mandiri yang berbayar sendiri, ini skemanya masih kita gali, pada prinsipnya yang menjadi tanggungan negara akan dibiayai APBN,” ujar Yuri pada konferensi pers, Senin (19/10/2020).
Sambil menanti kehadiran vaksin Covid-19 di Indonesia, disiplin menggunakan masker sebagai bagian dari gerakan 3 M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) tetap harus dijalankan masyarakat.
Epidemiolog UI mengatakan bahwa ‘vaksin’ yang nyata dan bisa diharapkan saat ini adalah dengan menggunakan masker.
“Vaksin itu bukan solusi jangka pendek untuk atasi pandemi. Kalau 180 juta vaksin itu 180 juta masker, saya sebagai juru wabah percaya dan mendukung Pak Jokowi. Masker itu vaksin kita,” kata Epidemiolog UI Pandu Riono, Rabu (30/9/2020).
Riono menambahkan bahwa beberapa tokoh yang sudah tiada pun dimunculkan di muka publik dengan tambahan gambar masker untuk mendorong orang agar mau berperilaku pakai masker.
“Masker itu vaksin terbaik di dunia yang dapat diakses oleh setiap orang. Bila 85 persen lebih penduduk pakai masker yang benar, maka pandemi dapat terkendali dengan sukses,” tegasnya.
Senada, Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa dengan patuh 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) potensi penularan bisa diturunkan secara signifikan.
“Kalau pakai masker kain katun 3 lapis itu bisa menurunkan potensi penularan sampai 45 persen. Kalau saya pakai masker bedah, ini langsung potensi penularan turun ke 70 persen, ini jauh lebih efektif. Jadi sebetulnya kita bisa memilah dan memilih ketika kita [adalah] orang yang sering beraktivitas di luar rumah,” jelas Dewi.
Perilaku memakai masker dengan benar, harus dibarengi dengan disiplin menjaga jarak yang disebut bisa menurunkan potensi penularan sampai 90 persen.
Masih ada sisa potensi 10 persen dari penularan tidak langsung seperti memegang benda yang terpapar droplet kemudian memegang wajah.
Hal itu bisa dihindari dengan cara rajin mencuci tangan.
“Kalau kita cuci tangan pakai sabun, tidak pegang muka, putus di situ virusnya. Kan kita enggak tahu apakah ada droplet jatuh di barang yang kita sentuh. Jadi 3M sangat bisa menyelesaikan masalah pandemi ini, tapi harus dikerjakan bersama-sama,” tambahnya.
Jadi, jangan sampai lengkah, sambil menunggu vaksin datang, tetaplah terapkan 3 M, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tentu saja tetap memakai masker.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun