Bisnis.com, JAKARTA - China menjual vaksin Covid-19 eksperimental dengan harga US$60 bagi sejumlah penduduk di timur China. Proses penyuntikan terus dilakukan meski uji klinis belum selesai.
Dengan perhitungan kurs Jisdor Rp14.766 per dolar AS pada Jumat (16/10/2020), maka harga vaksin tersebut sekitar Rp885.960.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (16/10/2020), pemerintah daerah di Jiaxing mengatakan penduduk berumur 18-59 tahun dengan kebutuhan mendesak dapat melakukan konsultasi di klinik Sinovac Biotech.
Namun, persyaratan kebutuhan mendesak yang dimaksud dalam pengumuman tersebut tidak dijelaskan secara detail.
Pihak berwenang tidak mengatakan berapa banyak orang di kota yang telah diberi dua dosis vaksin untuk jangka waktu selang 28 hari seharga 400 yuan (US$60) tersebut.
Seperti diketahui, China telah menyuntikkan ratusan ribu vaksin eksperimental kepada tenaga medis dan pekerja di pelabuhan yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19.
Baca Juga
Namun, dari 11 vaksin yang tengah dikembangkan di China, 4 di antaranya sedang dalam proses uji klinis tahap 3, belum ada satupun vaksin yang menyelesaikan proses pengujian.
China telah menandatangani kerja sama dengan WHO untuk memastikan vaksin Covid-19 di masa depan didistribusikan ke negara-negara berkembang dalam upaya untuk mengendalikan pandemi.
Sebelumnya, CCTV melaporkan China telah menandatangani perjanjian dengan Gavi, Aliansi Vaksin, untuk secara resmi bergabung dengan inisiatif vaksin global yang dikenal sebagai COVAX Facility yang dipimpin oleh WHO.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan ini adalah langkah penting yang diambil China untuk menegakkan konsep komunitas kesehatan bersama untuk semua dan menghormati komitmennya untuk mengubah vaksin Covid-19 menjadi barang publik global.
China akan membeli vaksin Covid-19 untuk 1 persen dari populasinya, atau 15 juta orang, melalui program tersebut. Kendati demikian Beijing belum mengumumkan nilai yang akan diberikan untuk membeli vaksin tersebut.