Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Terbaru Pilpres AS: Wuss! Biden Kian Tak Terkejar

Rata-rata jajak pendapat menempatkan Biden di sekitar 52 persen atau 53 persen dukungan dan naik antara 10 dan 11 poin.
Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden/Antara-Reuters
Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden/Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kurang dari tiga pekan dari pemilihan presiden AS, mantan Wakil Presiden Joe Biden unggul jauh dari Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat terbaru.

Namun, meski kecil, Trump dinilai masih memiliki peluang untuk memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat pada 3 November mendatang.

Melihat sejarah, Biden saat ini berada di posisi terbaik dibandingkan para calon presiden penantang mana pun sejak 1936.

Sejak tahun itu AS mentradisikan survei atau jajak pendapat untuk mengukur popularitas dan keterpilihan sang kandidat presiden.

Seperti dikutip CNN.com, Rabu (14/10/2020), jajak pendapat ABC News/Washington Post yang terbaru menunjukkan kekuatan Biden yang semakin meyakinkan.

Dia memimpin atas Trump dengan margin 55 persen hingga 43 persen di antara calon pemilih.

Jajak pendapat tersebut adalah jajak pendapat nasional berkualitas tinggi ketiga yang diterbitkan pekan ini yang menunjukkan Biden unggul setidaknya 10 poin dan posisinya di atas 50 persen.

Dua survei lainnya berasal dari CNN/SSRS dan Fox News.

Rata-rata jajak pendapat menempatkan Biden di sekitar 52 persen atau 53 persen dukungan dan naik antara 10 dan 11 poin.

Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya bagi penantang dengan hanya tinggal beberapa pekan lagi hingga hari pemilihan.

Dalam 21 pemilihan presiden sebelumnya sejak 1936, hanya ada lima penantang yang memimpin pada saat-saat seperti ini.

Dari lima itu, hanya satu, (Bill Clinton pada 1992) yang unggul lebih dari 5 poin. Akan tetapi tak satu pun dari lima orang itu mendapatkan lebih dari 48 persen suara dalam jajak pendapat.

Dengan kata lain, Biden adalah penantang pertama yang berada di atas 50 persen suara pada titik akhir kampanye ini.

Hal itu juga terus mencatat perbedaan besar dengan kampanye 2016 ketika Hillary Clinton berada di depan Trump sejauh 7 poin pada Oktober 2016. Akan tetapi, saat itu Hillary tidak pernah mendekati 50 persen suara.

Meski akhirnya menang atas Hillary, Trump hanya memenangkan mayoritas dari pemilih yang ragu-ragu atau pihak ketiga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : CNN.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper