Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS 2020, Obama Bakal Turun Kampanye untuk Joe Biden

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama merupakan partner Joe Biden ketika memimpin negara itu pada 2009-2017.
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjawab pertanyaan dalam diskusi Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Rosa Panggabean
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjawab pertanyaan dalam diskusi Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden AS Barack Obama bakal mendukung acara kampanye kandidat capres Joe Biden pada pekan depan.

Dilansir dari CNN International, Obama sebagai partner Biden saat memimpin AS pada 2009-2017 bakal memfokuskan upayanya pada pemungutan suara awal di negara bagian dalam dua pekan terakhir pemilihan.

Obama akan lebih banyak melakukan kunjungan ke negara bagian yang sedang melakukan pemungutan suara ketimbang membidik swing state (negara bagian yang potensial seperti Colorado, Iowa, Michigan, dan lainnya) secara agresif.

Ada kemungkinan dia akan mengunjungi beberapa negara seperti Florida, Carolina Utara, Wisconsin dan lainnya.

"[Obama] melakukan banyak hal untuk kampanye kami. Dia sedang berupaya dan melakukannya dengan baik," kata Biden sebelum melakukan penerbangan ke New Castle, Delaware pada Selasa (13/10/2020). 

Partisipasi Obama diprediksi bakal memperkuat pemilih Demokrat menjelang Pilpres AS pada November.

Manajemen kampanye Biden meyakini Obama dapat meningkatkan pemilih di tiga area, seperti ras kulit hitam, etnis latin, dan generasi muda.  

Kendati demikian, Mantan Ibu Negara Michelle Obama tidak dijadwalkan hadir dalam kampanye. Kemungkinan Michelle Obama akan bergabung dalam kampanye pada detik-detik terakhir pemilihan umum. 

Partisipasi istri Obama dalam kampanye Biden ini justru sudah terlihat sejak awal kampanye Demokrat pada Agustus.

Melalui video yang diputar pada Democratic National Convention, Senin (17/8/2020), Obama mengungkapkan bahwa Donald Trump adalah presiden yang salah bagi AS.

"Biarkan saya bicara jujur dan sejelas-jelasnya. Donald Trump adalah presiden yang salah bagi negara kita," tuturnya seperti dilansir dari The New York Times. 

Dia juga mengkritisi pendekatan Trump terkait ras yang telah memecah belah masyarakat dan membuat petinggi kulit putih semakin berani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper