Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun pelajaran dari kampanye pada 2016 tidak pernah mengenyampingkan Donald Trump, namun jalannya untuk terpilih kembali menyempit secara dramatis. Salah satu penyebabnya adalah penanganan pandemi Covid-19.
Berdasarkan jajak pendapat RealClearPolitics, Trump saat ini membuntuti Biden dengan rata-rata 9,7 poin persentase secara nasional, dan sekitar 5 hingga 7 poin di negara-negara medan 'pertempuran' utama.
Tantangan semakin sulit ketika Trump menolak gagasan debat virtual dengan Bidenpekan depan. Hal tersebut menghapus salah satu dari sedikit peluang yang tersisa untuk mengubah lintasan persaingan.
"Saya tidak melihat bagaimana Donald Trump menangkap Joe Biden tanpa dua perdebatan," kata juru jajak pendapat Partai Republik Frank Luntz kepada Bloomberg Television dikutip Sabtu (10/10/2020).
Dibandingkan dengan kempanye 2016, Hillary Clinton menikmati keunggulan 5,3 poin melawan Trump, rata-rata, jumlah hari yang sama sebelum pemilihan empat tahun lalu.
Tetapi ada perbedaan penting kali ini, termasuk peringkat kesukaan yang jauh lebih tinggi untuk Biden daripada yang dinikmati Clinton.
Daya saing Biden di beberapa negara bagian yang dibawa Trump pada tahun 2016, yang juga dapat memperkecil kemungkinan jalan presiden untuk terpilih kembali.
"Trump mungkin belum menemukan cara untuk menariknya lagi tahun ini, dan dia mengatakan tidak akan meninggalkan jabatannya jika dia tidak yakin hasilnya adil. Jajak pendapat juga mungkin sedikit membesar-besarkan keunggulan Biden, jika beberapa pemilih Trump kurang dihitung," jelasnya.
Tetapi, Demokrat semakin berharap bahwa keunggulan Biden cukup besar, sehingga dapat mengatasi penyimpangan kecil dalam pemungutan suara atau tantangan pemungutan suara di menit-menit terakhir.
Polling Negara
Trump 'berutang' kepada kurang dari 80.000 pemilih di tiga negara bagian Rust Belt - Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin, yang masing-masing dibawa kurang dari satu poin persentase.
Biden sekarang memimpin di Michigan dengan rata-rata 6,2 poin, Pennsylvania dengan 7,1 poin dan Wisconsin dengan 5,5 poin.
Tidaklah mudah untuk membuat perbandingan langsung antara pemilihan negara bagian 2016 dan 2020, karena lembaga survei melakukan survei di berbagai negara bagian pada frekuensi yang berbeda dari satu pemilu ke pemilu berikutnya.
"Jika jajak pendapat publik dapat dipercaya, kami akan membicarakan tentang kampanye pemilihan kembali Hillary Clinton sekarang," kata juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh.
“Media berita harus keluar dari bisnis meramalkan masa depan karena mereka sangat buruk dalam hal itu," katanya.
Namun, Trump sekarang memiliki lebih banyak masalah dibanding empat tahun lalu. Kesembuhannya dari Covid-19 telah membawanya keluar dari jalur kampanye selama seminggu penuh. Hal tersebut menghalanginya dari penggalangan dana secara langsung.
Survei menunjukkan Trump menumpahkan dukungan dari wanita, pemilih pinggiran kota, dan baru-baru ini, pemilih di atas 50 tahun yang tidak senang dengan penanganan pandemi oleh pemerintah.
Lansia adalah bagian penting dari dukungan Trump pada 2016, tetapi upayanya untuk membangun dukungan di atas platform hukum dan ketertiban selama musim panas kerusuhan sipil menjadi bumerang.