Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia tercatat tak memiliki kemajuan dalam pengumpulan genom untuk dilakukan sekuensing sejak September lalu.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa sedikit banyaknya genom yang dikumpulkan tak mempengaruhi pembuatan vaksin Covid-19.
Pada 7 Oktober 2020, Wiku mengatakan bahwa Indonesia sudah memasukkan 34 genom dan 24 sudah masuk analisis lebih lanjut oleh GISAID. Jumlah ini belum berubah sejak awal September lalu.
Padahal, Wiku sendiri mengatakan bahwa dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, studi dan penelitian sekuensing seluruh genom harus dilakukan secara berkala di semua negara untuk mencatat karakteristik Virus Corona.
Demi memenuhi representatif yang dibutuhkan, Indonesia harusnya mengumpulkan sekitar 157 genom atau minimal 0,05 persen dari total kasus yang sudah menembus lebih dari 300.000-an kasus Covid-19.
Menanggapi hal itu, Wiku mengatakan bahwa sejauh ini berdasarkan studi maupun penelusuran GISAID bahwa sekuensing genom-genom tersebut tidak menyebabkan perubahan struktur dan fungsi RBD (receptor binding domain) yang dijadikan target vaksin, baik vaksin merah putih maupun vaksin Covid-19 yang diproduksi di negara lain.
Baca Juga
“Buktinya pengujian klinis vaksin masih berjalan dan sudah ada beberapa kandidat yang masuk uji klinis tahap III. Khususnya Sinovac pun menyatakan belum ada laporan terkait efek samping pada relawan uji vaksin,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (11/10/2020).
Wiku mengatakan berdasarkan keterangan Presiden GISAID bahwa secara umum, karakter Virus Corona yang beredar di Indonesia sama dengan yang beredar di seluruh Asia.
“Dari hasil analisis mengandung D614G yang mendominasi 78 persen Virus Corona di seluruh dunia. Presiden GISAID mengatakan belum ada bukti bahwa virus tersebut lebih berbahaya atau mematikan dan tidak akan mempengaruhi vaksin yang tengah dikembangkan,” kata Wiku.