Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekam Jejak Presiden Trump Ketika Meremehkan Corona

Sejak kasus pertama muncul di AS, Presiden Trump selalu meremehkan virus Corona. Menjuluki virus Corona sebagai virus China hingga membandingkan tingkat kematian dengan kasus flu biasa, dilancarkan olehnya. Berikut rangkuman, cuapan Trump tersebut.
Presiden Trump memimpin pertemuan dengan petinggi sejumlah industri di AS, Rabu (29/4/2020)/ Bloomberg - Stefani Reynolds
Presiden Trump memimpin pertemuan dengan petinggi sejumlah industri di AS, Rabu (29/4/2020)/ Bloomberg - Stefani Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya dan ibu negara Melania Trump positif terkena Covid-19 pada Jumat pagi (2/10/2020), melalui akun Twitter resminya.

“Malam ini, @FLOTUS dan saya dinyatakan positif COVID-19. Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan. Kami akan melewati ini BERSAMA! ” Kata Trump.

Jika menengok ke belakang, Trump sering kali menyepelekan Covid-19. Bahkan, dia berulang kali mengatakan bahwa virus Corona adalah virus China. Pada bulan Mei 2020, Trump tampaknya mengatakan dia telah melihat bukti virus Corona berasal dari laboratorium China. Meskipun, kantor direktur intelijen nasional AS mengatakan masih menyelidiki bagaimana awal virus ini muncul. Pernyataan ini membuat China geram.

Tidak berhenti sampai di sana, Trump masih mengunakan istilah virus China. Pada Selasa (21/7/2020), Trump mengunggah sebuah tulisan singkat disertai dengan foto hitam putih saat dia mengenakan masker.

“Kita bersatu dalam upaya kita untuk mengalahkan Virus China yang tak terlihat dan banyak orang bilang memakai masker adalah tindakan patrioktik ketika kita tidak bisa menjaga jarak,” tulis Trump.

Trump juga pernah mendukung sebuah studi yang dilakukan pemerintah AS. Studi yang dipaparkan oleh Pejabat Senior Kementerian Keamanan Dalam Negeri Bill Bryan tersebut mengklaim menemukan kelemahan virus corona jenis baru Covid-19. Menurutnya, virus corona tidak bertahan lama di pegangan pintu dan permukaan tak berpori lain ketika terkena sinar matahari, suhu dan kelembapan yang lebih tinggi.

“Apa yang akan terjadi apabila kita menyinarkan tubuh dengan sinar ultraviolet yang luar biasa atau sangat kuat. Saya pikir itu belum diperiksakan tetapi Anda akan mengujinya,” ujar Trump pada April lalu.

Para peneliti juga diharapkan bisa membuat cara agar bisa membawa cahaya masuk ke dalam tubuh. "Baik melalui kulit atau dengan cara lain," kata Trump.

Bryan juga mengatakan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa cairan pemutih dapat membunuh virus dalam air liur atau cairan pernapasan dalam 5 menit, dan isopropil alkohol dapat membunuhnya dengan lebih cepat. Trump menyarankan agar ada lebih banyak pengujian mengenai hal itu.

Kembali Trump menimpali pernyataan Bryan. “Disinfektan itu mematikannya [virus] dalam semenit. Apakah ada cara kita bisa melakukan hal seperti itu dengan menyuntikkan ke dalam [tubuh]? Itu hampir membersihkan [virus corona]. Ia masuk ke paru-paru dan menghasilkan banyak sekali di paru-paru.”

Pernyataan Trump ini menimbulkan kontroversi di Amerika. Bahkan hingga ke penjuru dunia. Lawan politiknya saat Pilpres, Joe Biden, pun angkat bicara. Mengkritik pernyataan Trump. "Kesehatan warga Amerika itu bukan lelucon Mr. Presiden." 

Virus Biasa

Tidak hanya itu, Trump pernah membandingkan virus Corona dengan virus flu biasa pada Maret 2020. Melalui akun Twitter-nya, Trump mengungkapkan bahwa flu biasa di AS membunuh hampir 27.000-70.000 orang per tahun. Bahkan, dia mengatakan pasien meninggal karena flu biasa di AS mencapai 37.000 jiwa pada 2019.

"Tahun lalu 37.000 orang Amerika meninggal karena flu biasa. Tidak ada yang ditutup, hidup dan ekonomi tetap berjalan...Pikirkan hal itu." ungkapnya.

Hal ini diungkapkan Trump ketika kasus Covid-19 di AS baru mencapai 549 kasus. Saat ini, kasus Covid-19 di AS telah mencapai hampir 7.500.000 jiwa.

Dalam sebuah wawancara dengan Bob Woodward, jurnalis legendaris yang menulis buku Rage, Trump mengakui dirinya sebenarnya mengetahui sejak awal bahwa Covid-19 menyebar di udara, sangat menular dan lebih mematikan daripada flu biasa.

"Ini hal yang mematikan," kata Trump kepada Woodward pada awal Februari, dikutip dari CNN.

Pada Maret, dikutip dari BBC, dia mengaku kepada Woodward bahwa dia memilih mengecilkan kondisi pandemi ini di depan umum.

"Saya masih suka mengecilkannya [pandemi ini], karena saya tidak ingin membuat panik," ujar Trump. Baru pada awal September, di dalam konferensi pers, Trump menegaskan bahwa dirinya tidak berbohong terkait dengan bahaya Covid-19. "Saya tidak berbohong, yang saya sampaikan kita harus tenang, kita tidak boleh panik."

Dia menambahkan: "Saya tidak ingin panik dan berteriak 'kematian, kematian' karena ini bukan soal itu."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper