Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen PBB Antonio Guterres Peringatkan Bahaya Perang Dingin

Alexander Neill, penasihat strategis di Singapura mengatakan perang dingin yang disebut Guterres telah meningkatkan kekhawatiran di Asia Tenggara.
Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengikuti pertemuan Asean Leaders Gathering di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Afriadi Hikmal
Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengikuti pertemuan Asean Leaders Gathering di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Afriadi Hikmal

Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan dunia internasional untuk segera menghentikan konflik. Hal itu diungkapkannya seiring dengan memanasnya hubungan antara China - AS.

Berdasarkan pidatonya dalam Sidang Umum PBB ke-75, Selasa (22/9/2020), Guterres meminta segera dilakukannya gencatan senjata untuk menghentikan konflik ‘panas’ di dunia.

“Dunia kita tidak dapat meraih masa depan ketika dua kekuatan ekonomi besar memecah belah dunia dalam perpecahan besar - masing-masing dengan aturan perdagangan dan keuangannya sendiri, serta kapasitas internet dan kecerdasan buatan,” katanya seperti dikutip dari situs resminya, Kamis (24/9/2020).

Alexander Neill, penasihat strategis di Singapura mengatakan perang dingin yang disebut Guterres telah meningkatkan kekhawatiran di Asia Tenggara.

“Banyak negara Asia Tenggara memiliki hubungan ekonomi yang dalam dengan China yang tidak dapat dipisahkan, tetapi banyak yang mulai mempertanyakan apakah bentuk pemerintahan China - pemerintahan dengan karakteristik China - akan cocok untuk masyarakat mereka,” katanya.

Dia mengatakan negara Asia Tenggara harus mulai berpikir dengan hati-hati tentang siapa yang telah mengirim dan siapa yang akan terus memberi benefit ke kawasan, termasuk terkait dengan domain keamanan pada masa mendatang.

“Dan saya pikir mereka melihat bahwa AS masih yang dapat menawarkan barang-barang itu," ungkapnya seperti dikutip dari South China Morning Post, kamis (24/9/2020).

Sementara itu, Amerika Serikat secara terang-terangan menyalahkan China atas penyebaran Covid-19 dalam pidatonya dalam ajang yang sama.

“Kita harus meminta pertanggung jawaban bangsa yang menyebabkan wabah di dunia, China,” katanya.

Dia mengungkapkan China masih mengizinkan penerbangan internasional keluar dari negaranya pada awal pandemi.

"Pemerintah China, dan Organisasi Kesehatan Dunia, yang secara virtual dikendalikan oleh China, secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia," ungkapnya.

Tak hanya soal virus, Trump juga menuduh China membuang jutaan plastik dan sampah ke laut sehingga merusak terumbu karang dan menimbulkan zat merkuri. Trump juga menyinggung soal China sebagai kontributor terbesar terhadap emisi karbon di dunia.

Adapun dari pihak China, dalam pidatonya, Presiden Xi Jinping menekankan kebijakan yang unilateralisme bukanlah solusi bagi perdamaian dunia.

Kendati Xi tidak secara langsung menyebut nama AS, nada pidatonya mirip dengan lontaran para pejabat Beijing yang mengkritik keputusan pemerintahan Trump yang mengarah kepada perang dingin.

Xi mengungkapkan bahwa kekuatan besar harus menghargai hukum internasional dan menghindari standar ganda. Hal ini diungkapkan saat pertemuan Sidang Majelis Umum PBB pada Senin (21/9/2020).

"Unilateralisme adalah jalan buntu,” katanya seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (22/9/2020).

Hal itu diungkapkan di tengah memanasnya hubungan AS-China terkait Covid-19, perang dagang, dan hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang.

Di saat yang sama, China juga terlibat dengan sejumlah klaim terhadap teritorial dengan negara-negara di sekitarnya.

"Mentalitas perang dingin, ideologi, atau permainan zero-sum bukanlah solusi untuk masalah negara sendiri, apalagi jawaban untuk tantangan umum umat manusia," ungkap Xi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper