Bisnis.com, JAKARTA - Klaster perkantoran dan pejabat menjadi bukti lemahnya penerapan protokol kesehatan di Indonesia. Demikian disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Sepanjang 4 Juni 2020 hingga 12 September 2020, klaster perkantoran menyebabkan 3.194 orang positif virus Corona.
“Sudah seharusnya kita segera melakukan evaluasi di semua tempat agar hal ini tidak terjadi,” kata Wiku, Selasa (22/9/2020).
Sepanjang masa pandemi Covid-19 di Indonesia, sedikitnya 17 pejabat terkonfirmasi positif virus Corona. Beberapa di antaranya berhasil sembuh, tetapi ada juga yang meninggal dunia.
Wiku mengapresiasi keterbukaan informasi yang dilakukan perkantoran terkait karyawan yang terinfeksi virus Corona. Hal ini akan memudahkan pelacakan untuk menekan penularan.
“Jangan merasa malu apabila ada yang positif, karena orang-orang yang positif ini perlu kita lindungi, rawat untuk bisa menjadi sembuh dan sehat kembali,” kata Wiku.
Satgas Covid-19 mencatat, sepanjang 4 Juni hingga 12 September, klaster yang paling berkontribusi terhadap penambahan jumlah pasien baru adalah rumah sakit. Pada periode itu rumah sakit telah menyumbang 24.400 pasien Covid-19.
Selanjutnya klaster komunitas yang berkontribusi 15.133 pasien. Perkantoran ada di posisi ketiga dengan angka 3.194 pasien.
Kemudian anak buah kapal atau pekerja migran Indonesia berada pada urutan keempat, yakni 1.641 orang.
Pasar dan puskesmas menjadi klaster penularan selanjutnya dengan masing-masing menyumbang 622 pasien dan 220 pasien.
Penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Selama 3 hari terakhir pasien baru bertambah lebih dari 4.000 orang.
Satgas Covid-19 juga melaporkan kenaikan kematian pasien terkonfirmasi positif virus Corona sebesar 18,9 persen selama satu pekan dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Sementara itu pasien sembuh selama satu pekan terakhir naik 35,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya.