Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji untuk memprioritaskan pembelian vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pemerintah Rusia maupun Pemerintah China.
Alasannya, karena terjadi pergesekan dengan firma farmasi dari negara-negara barat yang meminta pembayaran di muka mengenai penawaran mereka.
Duterte telah mengekspresikan sikap optimisme bahwa negara Filipina, yang memiliki rekam kasus tertinggi di angka sekitar 266.000 pada kasus infeksi Corona, akan “kembali normal” pada bulan Desember, dengan menggantungkan harapannya pada ketersediaan vaksin di bulan tersebut.
“Kita akan memberikan preferensi bagi Negara Rusia dan Negara China asalkan vaksin yang mereka dapat berikan sebaik dengan lainnya yang berada di pasaran” ujar Duterte dalam pidato larut malam yang disiarkan melalu televisi seperti yang dikutip dari asiaone.com
Vaksin apapun yang akan dibeli oleh Negara Filipina, akan tetapi, harus melalui tahap lelang, tambah Duterte
Pemerintah Filipina telah berbicara dengan beberapa supplier vaksin yang berpotensial, termasuk Rusia, China, Pfizer Inc dan Moderna Inc, serta berencana untuk berbicara dengan perusahaan swasta Australia di bidang farmasi yaitu CSL Ltd.
Duterte berbicara khusus mengenai China, yang menurut Duterte berbeda dengan negara lainnya yang meminta “Pembayaran Reservasi” atau pembayaran di muka
“Salah satu nilai yang baik dari Pemerintah China adalah kita tidak harus meminta, dan kita tidak harus memohon” Ujar Duterte
“Berbeda dengan negara barat yang hanya berbicara soal profit, profit, profit” tegasnya.
Moskow dan Manila telah menyetujui untuk bekerja sama dalam uji coba tahap klinis untuk vaksin dari Negara Rusia.
Duterte tidak menjelaskan mengenai siapa perusahaan farmasi yang meminta pembayaran di muka, tetapi dia memperingatkan para perwakilan perusahaan tersebut untuk "pulang"
Dia berkata bahwa hukum pembelian Negara Filipina melarang pemerintah untuk membeli apapun yang belum ada maupun belum diproduksi
“Mereka meminta kalian untuk membayar penelitian mereka dan penyempurnaan vaksin mereka. Mereka menginginkan pembayaran di muka sebelum mereka mengirimkan vaksin, apabila begitu caranya, maka kita semua akan mati.”