Bisnis.com, JAKARTA - Hong Kong mengumumkan stimulus fiskal baru senilai 24 miliar dolar Hong Kong (US$3,1 miliar).
Pemerintah Hong Kong juga memutuskan untuk mencabut beberapa pembatasan jarak sosial, termasuk membuka kembali bar menyusul ekonomi yang didera resesi akibat pandemi dan gelombang demonstrasi.
Kepala Eksekutif Carrie Lam dan pejabat senior mengumumkan pemerintah akan mengalokasikan 4,5 miliar dolar Hong Kong untuk membantu industri yang terkena dampak, 13 miliar dolar Hong Kong untuk tindakan pencegahan virus, dan 6 miliar dolar Hong Kong untuk konsesi sewa.
Kota ini juga akan melonggarkan ketentuan makan malam di restoran selama dua jam hingga tengah malam dan membuka kembali bar, kolam renang, ruang karaoke, dan taman hiburan selama seminggu mulai Jumat pekan ini.
Sekretaris urusan makanan dan kesehatan Sophia Chan mengatakan bar dan karaoke akan diizinkan buka hingga tengah malam. Namun batas pertemuan umum empat orang akan tetap berlaku.
Ekonomi Hong Kong sebelumnya telah terpukul akibat perang dagang AS-China dan protes antipemerintah.
Pandemi semakin merugikan sektor pariwisata, ritel, makanan dan minuman, serta perhotelan Hong Kong. Pada pertengahan Agustus, pemerintah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 ke kisaran terendah -6 persen hingga -8 persen.
Adapun pendanaan baru tersebut akan menambah hampir 290 miliar dolar Hong Kong (US$37 miliar) untuk bantuan langsung terkait Covid-19 sejak pandemi terjadi, termasuk pemberian uang tunai, keringanan pajak, subsidi industri dan pendanaan untuk rumah sakit dan kebijakan pengendalian virus lainnya.
Sejauh ini pemerintah Hong Kong telah meluncurkan dua putaran pendanaan bantuan yang terpisah, serta langkah-langkah yang ditargetkan dalam anggarannya.
Sebelumnya, pusat keuangan melaporkan nol kasus virus lokal untuk pertama kalinya sejak awal Juli setelah berminggu-minggu pemberlakuan pembatasan ketat.
"Saya berharap ini menandai fakta bahwa wabah ketiga terkendali dan orang dapat melanjutkan aktivitas normal mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah dan kegiatan komersial dapat dilanjutkan. Namun, kita tidak boleh lengah. Kita harus berpegang teguh pada tindakan antiepidemi," kata Lam seperti dilansir Bloomberg, Selasa (15/9/2020).
Pihak berwenang mengatakan Hong Kong telah menghabiskan 530 juta dolar Hong Kong untuk program pengujian universal yang didukung Beijing pada hampir 1,8 juta penduduk antara 1 September dan 14 September.
Chan mengatakan kampanye tersebut telah menemukan 32 kasus dan pembawa virus.
Pemerintah akan terus menguji kelompok tertentu untuk meminimalkan risiko wabah.
Uji coba massal tersebut banyak dikritik aktivis demokrasi lokal dan beberapa profesional kesehatan karena terlambat. Selain itu, muncul kekhawatiran adanya upaya mengambil DNA penduduk untuk tujuan pengawasan.
Lam berulang kali membantah klaim tersebut. Berbicara kepada wartawan Selasa pagi, sebelum pertemuan Dewan Eksekutif penasihatnya, Lam mengatakan uji coba massal selama dua minggu telah berhasil.
"Semuanya berjalan sangat lancar. Ini tidak seseram yang dikatakan orang," katanya.