Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga resmi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dengan suara mayoritas.
Partai Demokrat Liberal (LDP) yang memiliki mayoritas suara di parlemen membuat Suga hampir pasti menggantikan Abe sebagai perdana menteri dalam pemungutan suara terpisah yang digelar Rabu (16/9/2020).
Penunjukan Suga akan mengakhiri rekor Shinzo Abe yang telah menjabat sejak 2012 dan menempa identitas Jepang di panggung global.
“Saya terlambat membuat keputusan untuk mencalonkan diri, tetapi sebelum saya menyadarinya, saya berada di depan,” kata Suga kepada para pendukungnya sebelum anggota parlemen LDP mulai memberikan suara.
“Saya ingin membuat pemerintahan yang dipercaya oleh rakyat,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.
Suga memenangkan 377 dari 535 suara dalam voting yang digelar hari ini. Ia memenangkan suara atas dua saingannya, mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba dan mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida.
Baca Juga
Bahkan sebelum Suga mendeklarasikan pencalonannya pada 2 September, dia mendapat dukungan dari lima dari tujuh faksi partai dan mendapat cukup suara untuk menang. Dua faksi yang tidak mendukungnya adalah yang dipimpin oleh pesaing lainnya, Ishiba, yang memiliki 19 anggota, dan Kishida dengan 47 anggota.
Sebagai pengganti Abe, Suga menghadapi tantangan serius untuk memulihkan aktivitas ekonomi Jepang sekaligus menahan penyebaran virus Corona. Tantangan itu tampak semakin nyata setelah Jepang mengkonfirmasi skala rekor kontraksi ekonominya pada kuartal terakhir dengan angka yang sedikit lebih buruk dari perkiraan awal.
Menurut data yang direvisi dari Kantor Kabinet, produk domestik bruto turun 28,1 persen secara tahunan dari kuartal sebelumnya pada kuartal kedua 2020. Angka keseluruhan sebagian besar sejalan dengan perkiraan awal, sedangkan investasi bisnis lebih dari tiga kali lebih lemah.
Suga menegaskan akan melanjutkan kebijakan moneter Abenomics. Dia mengatakan bahwa lebih banyak yang harus dilakukan pada kebijakan moneter dan fiskal untuk melindungi pekerjaan dan perusahaan selama pandemi Covid-19.
Meskipun Suga memiliki sedikit pengalaman langsung dalam diplomasi, dia mengatakan bahwa aliansi Jepang dengan AS akan tetap menjadi landasan kebijakan luar negerinya. Ia juga berencana menjaga hubungan dengan negara tetangga, terutama mitra dagang terbesarnya, China.
“Bahkan jika pemimpin berubah, kami tidak dapat mengubah sikap kami dengan Amerika Serikat,” kata mantan duta besar Jepang untuk AS, Ichiro Fujisaki, kepada Bloomberg TV.
"Dikelilingi oleh Korea Utara, China, dan Rusia, hubungan AS-Jepang harus menjadi landasan kebijakan luar negeri utama," lanjutnya.