Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan ribu orang berbaris menuju Ibu Kota Belarusia, Minsk, menyerukan agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mundur dari kekuasaannya.
Aksi tersebut menjadi bagian dari demonstrasi massa yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda hampir sebulan setelah pemilihan umum yang dituding belangsung penuh kecurangan.
Para pengunjuk rasa menentang peringatan pemerintah untuk tidak melakukan aksi. Mereka mengibarkan bendera putih merah putih oposisi dan berteriak "pergi" dan "Anda tikus”.
Aksi protes juga terjadi di kota-kota besar di seluruh Belarusia, kata juru bicara kementerian dalam negeri Olga Chemodanova seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (7/9/2020).
Jumlah massa pelaku aksi protes tersebut tidak dilaporkan, tetapi Ales Bialiatski, kepala organisasi hak asasi manusia Viasna, mengatakan demonstrasi di Minsk menarik lebih dari 100.000 orang.
Kementerian dalam negeri mengatakan sedikitnya 100 orang ditangkap. Sedangkan kantor berita Rusia Interfax melaporkan beberapa orang terluka ketika polisi membubarkan aksi protes di luar pabrik traktor milik negara.
Baca Juga
Rekaman video yang ditayangkan media lokal TUT.BY menunjukkan para wanita berteriak mengucapkan kata "memalukan" pada anggota pasukan keamanan bertopeng yang menyeret orang-orang ke dalam tahanan.
Pasukan meriam air dan kendaraan pengangkut personel lapis baja dikerahkan ke pusat kota sebelum pawai.
“Lautan manusia tidak dapat dihentikan oleh peralatan militer, meriam air, propaganda dan penangkapan sebagian besar rakyat Belarus yang menginginkan perubahan kekuasaan secara damai dan kami tidak akan bosan menuntut ini," kata Maria Kolesnikova.
Dia adalah pemimpin Dewan Koordinasi yang dibentuk oleh oposisi untuk mencoba mengatur dialog dengan Lukashenko mengenai transisi kekuasaan.
Daragh McDowell, analis utama di perusahaan konsultan global Verisk Maplecroft, mengatakan faktor ekonomi memainkan peran penting dalam demonstrasi di negara yang "cepat kehabisan uang".
"Sektor teknologi informasi telah berulang kali dirusak dengan penutupan internet untuk mengganggu para pengunjuk rasa. Kami juga telah melihat banyak pemogokan di sektor milik negara juga. Jadi ekonomi Belarusia benar-benar berada di tepi jurang," kata McDowell kepada Al Jazeera.