Bisnis.com, JAKARTA - Pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 pada Jumat (28/8/2020) akhirnya berhasil melampaui target pemerintah 30.000 spesimen per hari setelah selama lebih dari dua pekan ini tak berhasil mencapai target.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, jumlah spesimen yang telah diperiksa pada Jumat (28/8/2020) mencapai 33.082 spesimen.
Adapun, total spesimen yang diperiksa menjadi 2.169.498 spesimen dan jumlah orang yang diperiksa mencapai 1.250.135 orang.
Satgas mencatat ada 79 laboratorium yang belum melaporkan hasil pemeriksaan PCR pada 28 Agustus 2020 pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, lebih dari sepekan ini pemeriksaan spesimen belum berhasil mencapai target pemerintah yaitu 30.000 spesimen per hari. Pada hari sebelumnya, Kamis (27/8/2020) pemeriksaan spesimen mencapai 29.663, Rabu (26/8/2020) 29.312 spesimen, Selasa (25/8/2020) 21.275 spesimen, Senin (24/8/2020) 19.395 spesimen.
Kemudian, pada Minggu (23/8/2020) 21.152 spesimen, Sabtu (22/8/2020) 24.749 spesimen, Jumat (22/8/2020) 19.929 spesimen, Kamis (20/8/2020) pemeriksaan mencapai 28.824 spesimen, Rabu (19/8/2020) 26.078 spesimen.
Baca Juga
Berdasarkan laporan harian Satgas Penanganan Covid-19 pada hari ini kasus positif Covid-19 bertambah 3.003 orang sehingga totalnya menjadi 165.887 orang.
Untuk, kasus sembuh bertambah 2.325 orang sehingga totalnya menjadi 120.990 orang, sedangkan kasus meninggal akibat virus Corona bertambah 105 orang sehingga totalnya menjadi 7.169 orang.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kendala utama untuk mencapai target 30.000 pemeriksaan spesimen per hari adalah sumber daya manusia.
“SDM laboratorium yang memang pada saat ini jumlahnya tidak banyak dan tentu ini memerlukan mobilisasi dari SDM laboratorium yang lebih banyak sehingga jam operasionalnya bisa ditingkatkan,” kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (27/8/2020).
Kemudian, pemerintah juga masih perlu meningkatkan jejaring pengiriman sampel dari fasilitas kesehatan ke laboratorium. Menurut Wiku, perlu ada pengaturan agar tidak terjadi antrean panjang di laboratorium yang ada.
Sementara itu, pemerintah saat ini tengah berupaya meningkatkan kinerja penyelidikan epidemiologi dan pelacakan terduga pasien. Dengan demikian pengujian spesimen dari jumlah orang yang diperiksa dapat meningkat.
“Selain itu kita juga menambah laboratorium-laboratorium swasta untuk ikut serta di dalam testing ini,” ujarnya.