Bisnis.com, JAKARTA – DPP PDI Perjuangan (PDIP) mengusung tema kedaulatan pangan dan lingkungan hidup bagi para calon kepala daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk gelombang empat yang diumumkan Jumat (28/8/2020).
“DPP menerima instruksi Ibu Ketua Umum bahwa pada pengumuman kali ini suasananya dibuat berbeda, agar tema gelombang keempat ini mengangkat kedaulatan pangan dan lingkungan hidup,” ungkap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Jumat (28/8/2020).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerangkan, pada HUT PDIP pada 10 Januari mendatang, bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Sedunia, agar digencarkan kepentingan untuk kesejahteraan pangan masyarakat.
“Temanya kedaulatan pangan dan lingkungan. Pada Maret lalu saya mendahului agar setiap daerah yang masuk dalam bagian PDIP agar mulai menanam pohon. Coba kalian yang mau jadi pemimpin, kalau daerah kalian tiba-tiba kekurangan makanan bagaimana solusinya?” ungkap Megawati.
Menurutnya, untuk mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat itu ada tiga hal, yaitu sandang, papan, dan pangan. Namun, yang paling utama adalah masalah pangan.
“Kalau tidak punya sandang atau papan, masih bisa hidup, tapi kalau tidak punya pangan, rakyat jadi lemah tidak bisa berkembang. Nanti kalau kalian [cakada dan cawakada] tempur dan menang, mulai lihat bagaimana keadaan pangan di daerah kalian masing-masing,” tegasnya.
Baca Juga
Megawati menyebut sudah mengajukan 10 jenis bibit yang bisa ditanam dan bisa dinikmati hasilnya baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kesepuluh jenis bibit tersebut juga akan dijadikan pendamping nasi, sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.
Dari 10 bibit yang diajukan, antara lain singkong karena pemerintah punya minat pada tanaman tersebut. Kemudian ubi jalar, jagung, dan sukun.
“Kenapa sukun? Karena saya pernah bertanya kepada ahli, satu pohon sukun kalau sudah mulai produksi kira-kira usia 7 tahun, 1 pohon bisa berumur sampai 25-30 tahun, kalau sudah berproduksi maksimal bisa dibikin tepung sukun dan bisa menghidupi 7 orang atau 1 keluarga,” jelasnya.
Kemudian, tanaman porang yang juga bisa dijadikan tepung dan bisa diolah menjadi mie atau dodol atau seperti konyaku. Lalu sagu, sorghum atau jali-jali, dan lainnya.
“Banyak sekali permintaan tanaman ini seperti dari Jepang dan lainnya dan permintaannya ini tidak terbatas,” imbuhnya.
Hal ini juga untuk mangantisipasi keterbatasan beras di Indonesia. Pasalnya, kata Megawati, walaupun katanya Indonesia sudah swasembada beras, nyatanya beras di Tanah Air masih impor. Eksportirnya dari Thailand, Vvietnam, dan Kamboja.
“Dengan adanya Covid-19 ketika mereka mengalami kesulitan produksi, toh pemerintah tidak ekspor tapi memenuhi kebutuhan dari negaranya sendiri,” ujarnya.
Megawati berpesan, jika menang pilkada 2020, para calon kepala daerah agar mengimplementasikan pemeliharaan lingkungan dengan memperbanyak Kebun Raya.