Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Jepang mencatat kontraksi terparah sepanjang sejarah pada kuartal II/2020 akibat pandemi virus corona.
Berdasarkan data awal Kantor Kabinet Jepang yang dirilis Senin (17/8/2020), produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua terkontraksi hingga 27,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, PDB kuartal II/2020 terkontraksi 7,8 persen, lebih dalam dibandingkan proyeksi penurunan sebesar 7,6 persen dan kontraksi kuartal I/2020 yang mencapai 0,6 persen.
Dilansir dari Straits Times, kontraksi ini menjadi yang ketiga berturut-turut dan merupakan penurunan terdalam sepanjang sejarah di tengah dampak parah krisis pandemi Covid-19.
Pelemahan PDB ini didorong oleh konsumsi swasta yang terkontraksi 8,2 persen (QoQ) pada kuartal II lebih rendah dari kuartal pertama yang mencapai minus 0,8 persen. dibandingkan periode yang sama tahun 2019, konsumsi swasta anjlok 28,9 persen.
Selain itu, belanja modal turun 1,5 persen pada kuartal II/2020, belanja pemerintahturun 0,3 persen, sedangkan permintaan eksternal bersih mengurangi pertumbuhan sebesar 3,1 poin persentase.
Adapun, ekspor turun 18,5 persen, terbesar sejak kuartal I/2009, sedangkan nilai impor turun untuk terkontraksi 0,5 persen.