Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno L. P Marsudi mengatakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) harus meningkatkan kinerjanya agar tidak kehilangan kepercayaan publik, terutama pada masa pandemi.
Hal ini disampaikan dalam talkshow secara virtual yang bertajuk Refleksi Kritis 75 Tahun PBB, Kamis (13/8/2020).
Dalam pidato sambutannya, Retno mengungkapkan bahwa saat ini pandemi memperlihatkan tren bahwa negara-negara semakin jauh dari globalisasi.
Multilateralisme meluntur, rivalitas antara negara besar meningkat, dan semakin menebalnya nasionalisme sempit dan populisme.
"Jika PBB tidak mampu menjawab tantangan baru, termasuk selama dan pasca pandemi, saya khawatir kepercayaan terhadap PBB dan lembaga multilateralisme akan semakin menipis," ujarnya.
Retno juga mengkritisi bahwa PBB sudah terlalu lama hanya dijadikan forum memperbesar dan mempertajam perbedaan.
"UN Chartered [Piagam PBB] tidak dihormati dan diterapkan termasuk prinsip penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah berdaulat," ungkapnya.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka ketidakpercayaan publik akan membuahkan praktik unilateralisme, alih-alih memperbaiki dan memperkuat badan dunia ini.
Minimnya kepercayaan publik terhadap PBB sudah terlihat dari Phew Research pada 2019 yang menyebutkan bahwa rata-rata kepercayaan dari 32 negara terhadap PBB hanya mencapai 61 persen.
Sebelum pandemi terjadi, pada awal Februari 2020, menurut Gallup, hanya 43 persen publik Amerika percaya terhadap kinerja PBB.
Untuk itu, PBB harus bisa menjadi penggerak persatuan internasional sehingga menciptakan solidaritas di mana negara tidak saling sikut karena mementingkan urusannya masing-masing.
Terlebih pada masa pandemi, tuntutan publik terhadap PBB akan semakin tinggi.
"Pandemi Covid-19 harus membuka mata kita semua, bahwa kebersamaan harus dikedepankan dan kolaborasi harus dimajukan."