Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Paristiyanti Nurwardani menyebut terdapat 1.300 penelitian yang dilakukan sejumlah perguruan tinggi selama pandemi Covid-19.
"Hingga saat ini, terdapat 1.300 penelitian mengenai Covid-19. Paling banyak penelitian yang berhubungan dengan tes usap, harmonisasi alat, maupun ventilator," ujar Paristiyanti di Jakarta, Senin (10/8/2020).
Penelitian tersebut dilakukan sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Kemendikbud mengumpulkan penelitian tersebut dan disusun dalam sebuah buku.
"Besok, kami akan melakukan bedah buku penelitian terkait hasil inovasi yang berhubungan dengan penanganan Covid-19," jelasnya.
Paristiyanti menambahkan bahwa Ditjen Dikti menggelontorkan anggaran sebesar Rp405 miliar yang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19.
Anggaran tersebut untuk mahasiswa relawan Covid-19, peningkatan kualitas dan kapasitas rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, fasilitas alat pelindung diri, reagen dan alat deteksi Covid-19 dengan RT PCR, dan pengembangan dan modifikasi produk inovasi untuk pengendalian Covid-19.
"Anggaran itu terbagi menjadi Rp199 miliar untuk pengadaan di pusat dan Rp205 miliar untuk dana realokasi ke PTN," ujarnya.
Baca Juga
Untuk alokasi anggaran di pusat bertujuan untuk pengadaan APD, PCR dan reagen untuk PTN sebesar Rp145 miliar. Sedangkan sisanya, untuk pembayaran honor relawan mulai Desember dan Januari.
Kemendikbud melalui Ditjen Dikti juga memberikan sebanyak 22 alat PCR yang digunakan untuk tes usap di sejumlah rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, sehingga bisa memeriksa sebanyak 11.000 spesimen setiap harinya.
"Kami menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para pemangku kepentingan dan juga para relawan yang telah bahu-membahu dalam penanganan Covid-19," imbuh dia.