Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang luas hingga mengancam perekonomian petani, nelayan, serta pengusaha kecil dan menengah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat bersama-sama membeli produk pertanian, perikanan, dan serta produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri daripada membeli produk impor. Dengan begitu pendapatan para petani, nelayan, dan para pelaku usaha kecil dapat meningkat.
“Bukan hanya pada penguatan daya beli petani, nelayan dan UMKM, tapi akan menjadi mesin penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga 2020 ini,” kata Presiden secara virtual kepada peserta Kongres Luar Biasa Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020).
Presiden meminta kerja sama untuk membangkitkan pelaku ekonomi kecil yang sangat terdampak oleh kontraksi ekonomi akibat pandemi virus Corona baru atau Covid-19.
“Ekonomi rakyat, ekonomi UMKM itu juga harus kita bangun, bangkitkan. Roda perekonomian harus bisa kita gerakkan lagi dengan cara apa? Dengan cara membeli produk-produk buatan dalam negeri,” ujar Presiden.
Meski demikian, Presiden menekankan penanganan kesehatan masyarakat tetap menjadi yang utama saat ini. Namun masalah penanganan dampak ekonomi juga tidak boleh berhenti karena menyangkut kehidupan masyarakat luas.
Presiden kembali mengingatkan pentingnya disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Jangan sampai kita masuk ke gelombang ke dua, second wave, yang memperlambat kita untuk pulih kembali. Kuncinya adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan,” ujar dia.
Menurut Presiden, tidak ada satu pun negara yang siap dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Hingga saat ini, sudah 18 juta penduduk dunia terinfeksi Covid-19 dan 696 ribu di antaranya meninggal dunia.
Pandemi ini juga telah menyebabkan kontraksi yang dalam terhadap pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia.
Beberapa negara dengan ekonomi maju mengalami penurunan produktivitas yang cukup dalam. Misalnya, berdasarkan data terbaru, kata Presiden, pertumbuhan ekonomi Prancis minus 19 persen, India minus 18,9 persen, Inggris minus 17,9 persen, Uni Eropa minus 14,4 persen, Singapura minus 12,6 persen dan lain sebagainya.
Kepala Negara mengajak segenap warga bangsa untuk terus optimistis bahwa Indonesia pasti bisa mengatasi persoalan pandemi Covid-19. Hal itu, ujar Presiden, karena Indonesia adalah bangsa pejuang.
“Semangat inilah yang harus terus kita gelorakan saat menghadapi situasi yang sangat-sangat sulit ini," kata Presiden.