Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta sekolah yang dijadikan model pembelajaran tatap muka menggelar simulasi protokol kesehatan.
Menurutnya, metode simulasi ini cukup penting karena situasi setiap sekolah berbeda. Walhasil dibutuhkan peninjauan lebih lanjut oleh satuan tugas penanganan Covid-19 di daerah.
Adapun Kemendagri juga sedang mengerjakan penerapan protokol melalui video untuk tujuh sektor, di antaranya pasar, transportasi publik, hotel, dan sekolah. Video tersebut juga diperlukan untuk peninjauan lebih lanjut oleh satuan tugas daerah.
“Nah itu mereka berlakukan [simulasi protokol kesehatan] dua sampai tiga minggu, kalau bagus jalannya dan kemudian tidak ada klaster baru, kemudian baru bertambah lagi direplikasi [diterapkan juga] oleh [kepada] hotel restaurant [sektor lain],” katanya melalui keterangan resmi, Senin (3/8/2020) malam.
Sementara itu, Kemendagri meminta agar protokol melalui video dipisahkan untuk sekolah agama berbasis asrama seperti pesantren dengan sekolah harian seperti SMA/MAN serta sekolah kedinasan seperti Akpol dan IPDN.
“Ada juga sekolah yang berasrama ini yang paling rawan, karena sekali kena akan kena semua, tempat tidurnya, makananya sama-sama. Kemudian termasuk sekolah-sekolah agama seperti pesantren, ini protokolnya harus beda-beda,” jelasnya.
Baca Juga
Sebab tersebut, pemeriksaan secara regular dua minggu dengan PCR atau rapid test menjadi hal yang dianjurkan oleh Mendagri untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.
Apabila simulasinya menghasilkan perkembangan yang baik, semua taat pada protokol maka program dapat berlanjut.
“Guru-guru yang masuk sebelumnya mereka rapid baru mengajar, kemudian pemeriksaan secara reguler per-2 minggu dengan PCR atau rapid sebanyak 2 kali,” ujarnya.