Bisnis.com, TOKYO - Penularan virus Corona di Jepang masih menunjukkan peningkatan. Guna mencegah bertambahnya kasus Covid-19, pemerintah Jepang merancang sejumlah langkah.
Pemerintah Jepang berencana mendesak perusahaan untuk melaksanakan kebijakan telecommuting atau bekerja secara daring. Hal lainnya adalah meningkatkan langkah-langkah jaga jarak.
Hal itu mencuat di saat meningkatnya kasus Covid-19 di antara pekerja. Beberapa pekerja dinyatakan positif virus Corona karena bersosialisasi setelah bekerja.
Rekor lonjakan kasus Covid-19 selama seminggu terakhir di Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya telah membuat para ahli khawatir terhadap gelombang kedua.
Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura, Minggu (26/7/2020) malam meminta para pemimpin bisnis untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.
Di antaranya dengan mendorong lebih banyak lagi bekerja secara daring selama keadaan darurat di Jepang.
Baca Juga
Tokyo pekan lalu melaporkan catatan harian 366 kasus, dengan 239 terjadi pada hari Minggu. Kota Fukuoka selatan melaporkan rekor 90 kasus pada hari Minggu, bersama dengan meningkatnya jumlah di Osaka.
"Pada satu titik, angka komuter turun 70 hingga 80 persen, tapi sekarang hanya sekitar 30 persen," kata Nishimura.
"Kami benar-benar tidak ingin mengulang hal ini, jadi kami harus mencari cara baru untuk bekerja," ujarnya.
Dia juga meminta perusahaan-perusahaan untuk menghindari pertemuan besar dan mendesak perubahan yang terjadi.
Nishimura mengatakan pekan lalu bahwa kekhawatiran meningkat terkait klaster, khususnya yang melibatkan bar, tempat kerja, dan sosialisasi setelah bekerja.
Meskipun jumlah kasus Corona dengan kondisi serius masih relatif kecil, pemerintah juga prihatin dengan peningkatan infeksi di antara masyarakat di usia 40-an dan 50-an.
Pemerintah pusat tetap bertekad untuk memulai kembali kegiatan ekonomi dan pekan lalu meluncurkan kampanye perjalanan domestik di tengah kritik yang meluas.
Tetapi Tokyo dihilangkan dari rencana pembukaan perjalanan domestik. Gubernur Tokyo Yuriko Koike meminta penduduk kota untuk tinggal di rumah selama empat hari tiap pekan yang dimulai hari Kamis.
Lebih dari 30.000 orang di Jepang telah terinfeksi dan hampir 1.000 orang telah meninggal.