Bisnis.com, JAKARTA — Banjir di Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan menyebabkan kerusakan yang sangat besar.
Kerusakan ini dipantau oleh satelit Spot-6 dan Pleiades pada 17 Juli 2020 yang diterima oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Lapan di Parepare.
Data ini, seperti dikutip dati laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Sabtu (18/7/2020) kemudian diolah oleh Tim Lapan di Jakarta dan disandingkan dengan data satelit Spot-7 sebelum kejadian tanggal 4 Oktober 2019.
Hasil menunjukkan banjir bandang ini melalui Kecamatan Sabbang, Masamba, Baebunta, Malangke, dan Malangke Barat.
Baca Juga
Di wilayah terdampak banyak terdapat bangunan di permukiman yang dilalui oleh banjir bandang, selain itu juga banyak wilayah persawahan dan perkebunan yang rusak karena terendam oleh lumpur.
Pada citra satelit, wilayah yang dilalui banjir bandang ini berwarna coklat karena keberadaan lumpur atau tanah yang mengering setelah 4 hari kejadian bencana.
Data satelit juga menunjukkan adanya titik-titik longsor yang cukup banyak di wilayah hulu Sungai Sabbang, Sungai Radda, dan Sungai Masamba. Kondisi ini perlu diwaspadai untuk antisipasi kejadian bencana berikutnya.
Tim Lapan akan terus mengolah data satelit penginderaan jauh bersama ITB, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan AIT (Asian Institute of Technology) untuk menghitung jumlah bangunan yang rusak dan juga lahan yang rusak, terutama lahan produktif sawah dan perkebunan.