Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Susahnya Belajar Jarak Jauh di Tengah Wabah Corona

Wacana Kemendikbud untuk mempermanenkan PJJ setelah pandemi dengan mengombinasikan belajar tatap muka dengan di rumah menggunakan teknologi sebenarnya baik karena menjadi upaya membawa pendidikan lebih maju.
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Harus Realistis

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus tokoh Pendidikan Anak Usia Dini Zita Anjani juga pernah meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam terkait pelaksanaan PJJ di sekolah.

Menurut Zita, wacana Kemendikbud untuk mempermanenkan PJJ setelah pandemi dengan mengombinasikan belajar tatap muka dengan di rumah menggunakan teknologi sebenarnya baik karena menjadi upaya membawa pendidikan lebih maju.

"Tapi harus realistis juga, lihat sistem belajar yang sudah di terapkan tiga bulan ini, evaluasinya banyak sekali," jelasnya.

Zita menjelaskan, pelaksanaan PJJ selama pandemi Covid-19 masih perlu evaluasi mendalam. Selain itu, masih banyak pula pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah sesuai karakter wilayah masing-masing seantero Indonesia.

Pasalnya, Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan penduduk miskin akan bertambah menjadi 30,8 juta jiwa selama pademi. Sementara Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan penduduk kita yang melek teknologi hanya sekitar 64,8 persen.

"Itu artinya masih ada 92,99 juta penduduk Indonesia yang gagap teknologi," tambah politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Bahkan, Zita mengungkap bahwa di negara maju seperti Amerika dan Singapura pun, yang notabene kualitas guru dan infrastrukturnya sudah memadai untuk jarak jauh, tetap terapkan pembelajaran tatap muka.

"Bukan masalah mampunya, tapi efisiensinya, siswa Amerika sendiri yang meminta itu. Di kita pun sama, anak-anak sudah tidak lagi fokus dan tempramental selama di rumah. Karena dunianya dicabut, bermain, belajar, dan wadah mengenali peran dan statusnya sudah tidak lagi dirasakan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Pelaksanaan di Lapangan
Halaman Selanjutnya
Jawa Tengah
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper