Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Aramco dan Raksasa Minyak Dunia Ramai-Ramai Batasi Emisi Karbon

Intensitas karbon dijanjikan berkurang menjadi 20 hingga 21 kilogram karbon dioksida per barel setara minyak sebelum tahun 2025 atau turun sebesar 13 persen dari level pada 2017.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Saudi Aramco bergabung dengan sekelompok raksasa minyak asal Eropa dan Amerika Serikat untuk mulai membatasi emisi dari operasi mereka.

Tergabung dalam Oil & Gas Climate Initiative (OGCI), perusahaan-perusahaan minyak dunia berupaya merespons perubahan iklim dan berkomitmen untuk mengurangi intensitas karbon dari operasi mereka.

Intensitas karbon dijanjikan berkurang menjadi 20 hingga 21 kilogram karbon dioksida per barel setara minyak sebelum tahun 2025 atau turun sebesar 13 persen dari level pada 2017.

Target ini hanya mengacu pada 'intensitas'. Artinya, para produsen diperkenankan meningkatkan emisi keseluruhan, tetapi mereka harus lebih bersih pada basis per barel.

Target tersebut juga tidak termasuk emisi pelanggan. Oleh akuntan karbon, emisi macam ini disebut sebagai 'Scope 3', yang biasanya menambah hingga lebih 90 persen dari total jejak perusahaan minyak.

Di sisi lain, target itu lebih tinggi dari 18 kilogram karbon dioksida per barel yang dirata-rata oleh anggota Asosiasi Produsen Minyak dan Gas Internasional, yang mewakili sekitar 40 persen dari industri ini.

Mantan CEO BP Plc dan Chairman OGCI Bob Dudley mengatakan target baru ini penting karena menyatukan produsen minyak swasta dan negara untuk mencapai tujuan bersama.

“Ini adalah suatu permulaan,” kata Dudley, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (17/7/2020).

“Saya pikir bukanlah pencapaian kecil untuk menyatukan semua perusahaan ini - perusahaan minyak nasional, yang memiliki tekanan sendiri, juga perusahaan Eropa dan AS yang memiliki pemerintah berbeda dan tekanan pemegang saham - sebenarnya bekerja bersama, terutama selama pandemi [Covid-19],” terangnya.

Menurut OGCI, pencapaian target sebelum tahun 2025 akan menghilangkan sebanyak 52 juta ton karbon dioksida per tahun, setara dengan total emisi dari sekitar 6 juta rumah di AS.

“Siapa pun yang memberi tahu Anda bahwa ini bukan angka yang besar, itu tidak benar,” tambah Dudley.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (16/7/2020), juru bicara Saudi Aramco mengatakan perusahaan telah secara aktif berinvestasi dalam keberlanjutan selama beberapa dekade.

“Sejak 1970-an, perusahaan telah berinvestasi dalam minimisasi suar dan pemasangan sistem pemulihan gas,” ungkapnya.

Perusahaan-perusahaan minyak Eropa seperti BP, Royal Dutch Shell Plc dan Total SA, telah mengumumkan beberapa target pengurangan emisi paling agresif. Namun, mereka juga dikritik karena kurangnya detail.

“Perusahaan besar seperti ExxonMobil Corp dan Chevron Corp tidak menetapkan target pasti atas semua emisi mereka. Sebaliknya, target OGCI jangka pendek, yang berarti praktis dan dapat terukur," lanjut Dudley.

Pengumuman OGCI disampaikan pada pekan yang sama calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden meluncurkan rencana untuk menghabiskan US$2 triliun dengan menciptakan ekonomi energi bersih yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca AS dengan cepat.

Sementara itu, Uni Eropa bertujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050. Inilah alasan besar mengapa perusahaan-perusahaan minyak Eropa memiliki tujuan yang sama.

“Benar-benar kebetulan rencana OGCI diumumkan pada pekan yang sama dengan Biden. Terlepas dari kritik publik yang meluas karena kontribusinya terhadap perubahan iklim, industri minyak dan gas telah membuktikan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap tekanan ekonomi dan politik,” tandas Dudley.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper