Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wali Kota Seoul Tewas: Park Won-soon Dikenal Sebagai Aktivis HAM

Kepolisian menemukan jasad wali kota di Gunung Bugak, wilayah utara Seoul pada tengah malam setelah mengerahkan ratusan anggota untuk mencari Park.
Park Won-soon/Bloomberg
Park Won-soon/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Berita duka menyelimuti Kota Seoul, Korea Selatan. Wali Kotanya, Park Won-soon, ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Kepolisian menemukan jasad wali kota di Gunung Bugak, wilayah utara Seoul pada tengah malam setelah mengerahkan ratusan anggota untuk mencari Park. Jasad Park ditemukan di dekat lokasi terakhir sinyal teleponnya berhasil terdeteksi, kata Kepolisian Metropolitan Seoul.

Kematian Park menambah daftar kematian tokoh politik tertinggi di Korea Selatan. Sebelumnya, mantan Presiden Roh Moo-hyun bunuh diri pada 2009 ketika polisi sedang menyelidiki dia dan keluarganya karena dicurigai melakukan korupsi.

Pada masa hidupnya, Park Won-soo dikenal sebagai aktivis hak-hak asasi manusia dan kerap menjadi yang terdepan dalam memperjuangkan kesetaraan.

Saat masih muda, Park pernah bergabung dalam protes jalanan terhadap pemerintahan otoriter mantan presiden Park Chung-hee, yang membuatnya ditangkap dan diusir dari salah satu universitas Korea Selatan pada awal 1970-an.

Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Dankook, Park lulus ujian nasional dan akhirnya menjadi pengacara hak asasi manusia.

Park mendirikan atau mengawasi beberapa kelompok pengawas dan kelompok filantropis termasuk Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif, salah satu organisasi liberal terbesar yang telah memperjuangkan hak-hak buruh dan reformasi konglomerasi chaebol.

Sebelum menjadi wali kota, Park terkenal sebagai pengacara dan pejuang hak-hak sipil. Park berkarir sebagai pengacara hak asasi manusia dan pernah pernah memimpin dua kelompok sipil paling berpengaruh di Korea Selatan.

Ia juga berhasil memenangi sejumlah kasus pelecehan seksual pertama di negara itu. Lee menjadi kritikus paling vokal terhadap Jepang atas pendudukan Semenanjung Korea tahun 1910-1945 dan berupaya mencari keadilan bagi para korban yang dipaksa menjadi pemuas hasrat saat itu.

Park terpilih sebagai Wali Kota Seoul pada tahun 2011 sebagai calon independen yang didukung oleh oposisi liberal. Dia menjadi Wali Kota pertama kota yang dipilih selama tiga masa jabatan berturut-turut.

Park sempat digadang sebagai kandidat calon presiden untuk menggantikan Presiden Moon Jae-in ketika masa jabatan kepresidenannya tahun 2022. Keduanya merupakan anggota Partai Demokrat progresif, dan Park sering dianggap sebagai pejabat terpilih paling kuat kedua di Korea Selatan setelah presiden.

Dalam beberapa bulan terakhir, Park berada di garis depan pertempuran negara melawan virus corona. Park menutup ribuan tempat hiburan malam dan mengeluarkan perintah administratif yang melarang demonstrasi di jalan-jalan utama di pusat kota.

Pemerintah Seoul juga membatalkan acara yang direncanakan untuk hari Kamis karena "situasi yang tidak dapat dihindari" dan itu termasuk pertemuan yang akan diadakan pada pukul 4 malam, menurut laporan Yonhap dan KBS News.

Terungkapnya kematian Park diawali oleh laporan Anak perempuannya karena ayahnya yang hilang pada pukul 17:17 waktu setempat dan teleponnya tidak dapat dihubungi. Park juga meninggalkan pesan "seperti surat wasiat", demikian isi berita Yonhap.

Dalam jumpa pers yang disiarkan lewat televisi, salah satu anggota Kepolisian Seoul, Choi Ik-soo mengumumkan petugas tidak menemukan tanda kekerasan di tempat kejadian perkara. Namun, kepolisian masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Kantor berita resmi Korea Selatan, Yonhap, mengatakan mantan sekretaris Park pada Rabu (8/7/2020) mengajukan aduan pelecehan seksual yang diduga dilakukan Wali Kota Seoul itu.

Choi mengatakan penyelidikan terhadap Park telah berjalan setelah aduan itu diterima kepolisian. Namun, Choi tidak memberi keterangan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper