Bisnis.com, JAKARTA - Aparat militer dikerahkan ke Ibu Kota Ethiopia kemarin, Rabu (1/7/2020) setelah gerombolan bersenjata berkeliaran pada hari kedua insiden kerusuhan yang menewaskan lebih dari 80 orang.
Sebelumnya musisi populer Haacaaluu Hundeessaa ditembak mati pada Senin dalam apa yang dikatakan polisi sebagai pembunuhan yang direncanakan.
Aksi protes terjadi akibat pembunuhan itu dengan memanfaatkan sentimen politik. Keesokan paginya bentrokan pecah di Ibu Kota Ethiopiadan kota-kota lain di sekitar wilayah Oromia.
Pembunuhan Haacaaluu, yang berasal dari kelompok etnis terbesar di negara itu, memicu ketegangan dan mengancam untuk menggagalkan transisi demokrasi negara itu.
"Sejauh ini 81 orang telah tewas, termasuk tiga anggota pasukan polisi khusus Oromia," kata Bedassa Merdasa, kepala polisi Oromia seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (2/7/2020).
Suara tembakan bergema di banyak lingkungan dan geng bersenjatakan parang dan tongkat berkeliaran di jalanan. Sejumlah saksi menggambarkan adanya adu domba pemuda asal Oromo dengan beberapa kelompok etnis lain di kota itu. Kedua pihak kemudian bentrok dengan polisi.
"Kami mengadakan pertemuan dengan masyarakat, dan kami disuruh mempersenjatai diri dengan apa pun yang kami miliki, termasuk parang dan tongkat. ..kami tidak lagi mempercayai polisi untuk melindungi kami, jadi kami harus mempersiapkan diri kami sendiri," kata seorang warga Addis Ababa. Akan tetapi seperti orang lain yang diwawancarai meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan.
Militer telah dikerahkan di beberapa daerah, kata tiga saksi. Salah satunya menggambarkan sebuah jalan yang penuh dengan bebatuan yang dilemparkan oleh para pemrotes anti-Oromo ke polisi.