Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wajah Polri di Usia 74, Ketua MPR: Makin Humanis dan Persuasif

Pendekatan Polri kini dinilai makin humanis dan persuasif. Kepercayaan publik pun semakin meningkat.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kiri) menjadi Inspektur Upacara didampingi Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy (kanan) dalam Upacara Ziarah Makam dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Senin (29/6/2020). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka rangkaian peringatan HUT ke-74 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kiri) menjadi Inspektur Upacara didampingi Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy (kanan) dalam Upacara Ziarah Makam dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Senin (29/6/2020). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka rangkaian peringatan HUT ke-74 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Citra positif menjadi kado khusus bagi Polri saat HUT Bhayangkara Ke-74 pada 1 Juli 2020.

Pengakuan bahwa Polri semakin humanis dan meninggalkan pendekatan fisikal diakui sejumlah pihak, di antaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menilai pendekatan Polri yang kini humanis dan persuasif telah membuat kepercayaan rakyat terhadap Polisi semakin meningkat.

Bamsoet mengaku sudah mendapat beberapa hasil lembaga survei yang menyebutkan kepuasan masyarakat terhadap Polri.
 
Salah satunya, kata Bamsoet adalah lembaga survei Indonesia Indicator yang menyebutkan sejak 16-18 Mei 2020, kepercayaan Polri cukup tinggi yaitu 79,4 persen.
 
"Begitupun dengan jajak pendapat Litbang Kompas pada 23-25 Juni 2020 yang memperlihatkan citra kepolisian di mata rakyat masih baik, yakni sekitar 62,1 persen,” tutur Bamsoet dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (1/7).
 
Bamsoet menekankan pentingnya personel Polri untuk selalu mengedepankan pendekatan humanis daripada kekuatan senjata dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. 

Bamsoet berpandangan pendekatan humanisme bukan berarti membuat Polri menjadi lemah. Pendekatan humanisme membuat Polri dan rakyat semakin dekat, sehingga masyarakat tidak akan takut lagi kepada Polisi, tapi segan dan bangga.
 
Secara terpisah, Ketua DPR Puan Maharani juga menyampaikan harapan sikap profesional Polri dalam penegakan hukum yang berkeadilan dan tepercaya. 

Puan juga berharap agar Polri terus memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga masyarakat dapat menjalani new normal dengan kondusif. 

“Pemeliharaan keamanan dan ketertiban juga dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial dari dampak pandemi covid-19,” kata Puan. 

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengemukakan tingkat kepuasan publik kepada Polri meningkat dari tahun ke tahun.

Hal itu, menurut Argo, bisa dilihat darihasil survei Litbang Kompas selama periode 2014-2019 yang menunjukkan kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. 

Setidaknya, pada tahun 2014 kepuasaan publik hanya sebesar 46,7 persen, lalu 2015 bertambah 51,2 persen. Setahun berselang atau 2016 juga meningkat menjadi 63,2 persen.

Kemudian, tahun 2017 juga meningkat menjadi 70,2 persen lalu naik menjadi 82,9 persen pada Juni 2018. Sementara itu, pada akhir 2018, survei Mark Plus menunjukkan tingkat kepuasan pada Polri berada di angka 74,46 persen.

Argo mengakui bahwa Polri masih punya banyak kekurangan. Namun, kata Argo, segala kekurangan dan masukan dari masyarakat akan terus dijadikan bahan evaluasi, agar polisi semakin mendapatkan kepercayaan.

"Kapolri Idham Azis sudah memulai hal itu dengan mengarahkan seluruh anggotanya untuk bersama-sama membangun institusi Polri yang makin berdaya dan profesional," kata Argo.

Rapor Polri

Berdasar riset yang dilakukan Indonesia Indicator (I2) atas pemberitaan di media massa citra Kepolisian Republik Indonesia dinilai semakin baik.

Indonesia Indicator menyebutkan persepsi publik dan media massa terhadap kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia sepanjang 2020 terus menguat.

Berdasarkan analisis framing pemberitaan media online di Tanah Air, Indonesia Indicator memberi nilai rapor kinerja Polri pada tahun ini sebesar 79 dari angka 100.

Dari keseluruhan berita terkait kinerja Kepolisian Indonesia itu, sekitar 79 persennya memiliki sentimen netral dan positif.

Sementara, pemberitaan terkait Kepolisian Indonesia yang memiliki sentimen negatif sebanyak 21 persen.

Sebanyak 57 persen pemberitaan tentang Kepolisian Indonesia, kata Rustika, terkait upaya Kepolisian Indonesia dalam menangani Covid-19.

Kinerja Kepolisian Indonesia mendapat framing negatif dari media di antaranya datang dari penanganan kasus Novel Baswedan, Harun Masiku, dan penangkapan aktivis.

Sementara itu, di media sosial, rapor kinerja Polri sedikit berbeda, dengan sentimen negatifnya sebesar 23 persen.

Isu terbesar di Twitter adalah soal penanganan dan informasi terkait Covid-19.

Isu terbesar berikutnya di Twitter adalah isu kriminalitas, kemanusiaan, terorisme radikalisme, penangkapan aktivis, Papua, dan Novel Baswedan.

"Beberapa isu terakhir inilah yang membuat framing negatif pada Polri sepanjang 2020," ujar Rustika.

Selengkapnya silakan baca Rapor Kinerja Polri: Citra Membaik, Kasus Novel Baswedan dan Harun Masiku Jadi Catatan


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper