Bisnis.com, JAKARTA - Roda-roda berlari cepat menggilas aspal meninggalkan Semarang yang kini terlarut sepi. Menyibak petang melesat ke arah barat. Tuas gas terus digenjot. Kontan, kecepatan minibus bernomor plat RI 75 berlari 100 kilomoter per jam.
Melalui Pintu Gerbang Tol Krapyak, melaju terbang meninggalkan Kota Atlas, rombongan itu melintasi Kendal, kemudian memasuki Batang.
Menit berselang merayapi wajah yang tidak ingin dikenal lelah, rombongan mobil yang dijaga Patwal Polisi Militer itu segera menurunkan kecepatan dan menghela nafas sebentar di rest area KM 360 di sekitar wilayah Subah, Batang.
Setelah mobil-mobil berhenti, Doni Monardo melesat ke sebuah Rumah Makan Padang untuk mendulang tenaga. Orang bilang, dia kelelahan dan ingin santap malam.
Sudah empat bulan ini, Doni sering nongol di layar kaca, layar suara, atau bahkan layar tancap untuk memberikan arahan, strategi atau sekedar pesan singkat untuk bersatu layaknya prajurit melawan musuh asing.
Musuh asing yang benar-benar liyan. Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 atau akrab dipahami virus yang telah membuat 2.987 masyarakat republik ini meninggal dunia. Tentu ini bukan perkara mudah dan di atas pundaknya beban terasa nyata.
Santap malam usai begitu cepat. Hanya saja Doni tak segera melanjutkan perjalanan. Hari sudah menjelang malam lewat pukul tujuh, dia memilih untuk melanjutkan rapat bersama para menteri di sebuah ruangan kaca persis di sebelah kiri Rumah Makan Padang tadi.
Ukurannya sekilas kurang lebih tiga kali lima meter, tetapi dia terlihat nyaman untuk mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
“Sudah, tidak apa-apa. Di sini saja” tuturnya sembari menyiapkan materi.
Rapat berjalan tertutup menyinggung ihwal perkembangan Rumah Sakit Darurat Pulau Galang dan Wisma Atlet. Di sisi lain, rapat juga membahas perihal produksi alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam negeri.
Selain pak Muhadjir, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro juga ikut di dalam diskusi yang teramat penting ini.
Selain itu, turut bergabung Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan para perwakilan Kementerian/Lembaga lainnya.
Belakangan baru diketahui, alasannya untuk memilih kembali ke markas Gugus Tugas Nasional di BNPB Jakarta melalui jalan darat adalah untuk menghadiri rapat secara virtual membahas penanganan Covid-19 bersama para menteri dan Panglima TNI tadi. Selain itu, esok paginya, pada Rabu (1/7/2020) Doni Monardo juga harus mengejar acara webinar Dies Natalis 60 Fikom Universitas Padjajaran (Unpad).
Sembilan jam sebelumnya, dia mendampingi Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat koordinasi dan penanganan Covid-19 bersama bupati dan wali kota se-Provinsi Jawa Tengah di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jawa Tengah, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang.
Malahan, dia bersama rombongan RI 1 menuju Semarang dengan pesawat kepresidenan Boeing Bussiness Jet (BJJ) dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta menuju Lanud Ahmad Yani Semarang pada Selasa Pagi (30/6/2020). Namun ikhwal kepulangannya, dia memilih kembali menuju ke Jakarta melalui jalur darat pada hari yang sama.
Menurut dia, hanya ada tiga mantra untuk terbebas dari Covid-19 yakni disiplin, disiplin dan disiplin.
Seusai mengikuti rapat virtual, rombongan kemudian meninggalkan rest area pada pukul sembilan malam untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Belum tuntas melamun membelah kegelapan malam, seluruh rombongan menerima pesan pendek berisi jadwal kegiatan ihwal penanganan Covid-19 esok pagi.