Bisnis.com, JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19 tengah menyoroti ledakan kasus Virus Corona penyebab Covid-19 di Provinsi Maluku Utara yang meningkat sejak dua hari lalu.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menuturkan ledakan kasus itu berasal dari salah satu kelompok masyarakat yang teridentifikasi memiliki kasus positif Covid-19 cukup tinggi.
“Ledakan kasus positif baru di Provinsi Maluku Utara baru kita dapatkan dua hari lalu. Artinya, dalam dua hari terakhir inilah kita lihat tingkat hunian rumah sakitnya naik,” kata Yuri saat memberi keterangan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Kamis (2/7/2020).
Temuan itu, menurut Yuri, membuat tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Provinsi Maluku Utara masih terbilang rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 43,2 persen.
Gugus Tugas Covid-19 menyatakan hingga saat ini tingkat okupansi atau hunian di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 secara nasional mencapai 55,59 persen dari total kapasitas. Yuri mengatakan ada 21 provinsi yang tingkat huniannya di bawah 55,59 persen.
Meskipun demikian, masih terdapat 13 provinsi dengan tingkat hunian (okupansi) rumah sakit di atas 55,59 persen dan ada lima provinsi yang tingkat huniannya di atas 75 persen.
Baca Juga
"Lima provinsi yang tingkat huniannya di atas 75 persen yaitu Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua, dan NTB," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan rasio kasus meninggal akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 5,09 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19. Menurutnya, angka tersebut berada di rata-rata rasio global yang sebesar 5,28 persen. Bahkan, ada 23 provinsi yang rasio kematiannya di bawah rata-rata global.
"Ini adalah gambaran bahwa Covid-19 bisa disembuhkan dan angka sembuh ini akan terus bertambah dengan seiring waktu karena memang beban layanan rumah sakit rata-rata masih di kisaran 55,59 persen," ujarnya.