Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zona Hijau Meningkat, Dokter Reisa : Langkah yang Diambil Pemerintah Sudah Tepat

Tim Gugus Tugas Covid-19 menyatakan saat ini ada 112 kabupaten atau kota yang masuk kategori zona hijau atau aman dari penyebaran Covid-19.
Sejak 8 Juni 2020dr Reisa Broto Asmoro tampil mendampingi Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dokter Achmad Yurianto./Youtube
Sejak 8 Juni 2020dr Reisa Broto Asmoro tampil mendampingi Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dokter Achmad Yurianto./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA — Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menegaskan langkah-langkah yang diambil pemerintah terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sudah tepat.

Reisa mengatakan hal terebut terlihat dari adanya 112 kabupaten atau kota yang masuk kategori zona hijau atau aman dari penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

“Tidak semua wilayah Indonesia mencatatkan kasus positif Covid-19 dan beberapa wilayah bahkan tidak mencatatkan kasus baru lagi atau kasusnya nol dalam satu bulan,” kata Reisa saat memberi keterangan pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Senin (29/6/2020).

Reisa menuturkan, jumlah wilayah dengan resiko penyebaran Covid-19 rendah atau yang berada pada zona kuning berjumlah 188 daerah per 21 Juni lalu. Angka itu, menurutnya, meningkat signifikan dari semula 138 wilayah zona kuning pada 14 Juni lalu.

“Dengan melihat data-data ini kita optimis bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah sudah tepat di daerah dengan resiko tinggi dan sedang itu semakin berkurang,” kata dia.

Sementara itu, Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan pendekatan risiko berdasarkan wilayah terkait dengan penilaian status Covid-19 di suatu daerah dapat menggambarkan fakta yang keliru.

“Pendekatan risiko berdasarkan wilayah bisa menyesatkan, karena penyebaran kasus sangat dipengaruhi gerak penduduk,” kata Pandu melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (10/6/2020).

Pandu menuturkan, temuan kasus baru dipengaruhi oleh kegiatan tes yang masif di tengah masyarakat.

“Bahkan ada wilayah yang menolak tes, karena ingin mempertahankan status risiko rendahnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper