Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Corona Hampir 4 Bulan, Begini Arahan Jokowi Percepat Penanganan Covid-19

Presiden meminta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat. Dengan demikian akan memberikan dampak signifikan terhadap pengendalian virus corona serta dampaknya.
nDokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ruang Ektraksi DNA dan RNA Laboratorium Mikrobiologi RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Pengoperasian alat PCR yang dapat memeriksa 1.000 sampel tersebut, diharapkan bisa mempercepat waktu untuk mengetahui hasil pemeriksaan pasien yang diduga terinfeksi virus corona atau Covid-19 di Sidoarjo. ANTARA FOTO/Umarul Faruqn
nDokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ruang Ektraksi DNA dan RNA Laboratorium Mikrobiologi RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Pengoperasian alat PCR yang dapat memeriksa 1.000 sampel tersebut, diharapkan bisa mempercepat waktu untuk mengetahui hasil pemeriksaan pasien yang diduga terinfeksi virus corona atau Covid-19 di Sidoarjo. ANTARA FOTO/Umarul Faruqn

Bisnis.com, JAKARTA -  Wabah virus corona penyebab Covid-19 di Indonesia sudah hampir berjalan selama 4 bulan di Indonesia. Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan sejumlah arahan kepada jajarannya untuk percepatan penanganan pandemi.

Paling utama, Presiden meminta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat. Dengan demikian akan memberikan dampak signifikan terhadap pengendalian virus corona serta dampaknya.

“Kemudian yang kedua saya juga minta dilihat betul daerah-daerah yang mulai masuk ke new normal. Tahapannya betul-betul dilalui. Baik itu pra kondisi, timingnya kapan,” kata Jokowi membuka rapat terbatas percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020).

Presiden meminta pemerintah pusat untuk memberikan panduan kepada pemerintah daerah. Dengan demikian pra kondisi ,penentuan waktu relaksasi, dan penentuan sektor prioritas dapat dilakukan secara tepat.

Kemudian, Presiden juga kembali meminta mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog terlibat dalam komunikasi publik, sehingga jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas covid oleh keluarga.

"Itu saya kira sebuah hal yang harus kita jaga tidak terjadi lagi setelah ini,” katanya.

Jokowi juga menyoroti soal sosialisasi pemeriksaan kepada masyarakat. Dia berharap hal ini dapat menekan penolakan tes, baik PCR maupun rapid test oleh masyarakat.

Jokowi juga meminta percepatan pembayaran reimbursement untuk pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19. Dia mengingatkan untuk menyederhanakan bila ada prosedur yang berbelit.

"Pembayaran klaim rumah sakit secepatnya. Insentif tenaga medis secepatnya. Insentif petuga lab juga secepanya. Kita nunggu apa lagi? Anggarannya sudah ada,” kata Presiden.

Terakhir, yang paling penting menurut Presiden adalah pengendalian yang terintegrasi, pengendalian yang terpadu. Dia meminta jangan lagi ada ego sektoral, ego kementerian atau lembaga, dan juga ego kedaerahan.

“Apalagi jalan-jalan sendiri. Saya kira ini harus sudah kita hilangkan,” katanya.

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus baru per hari berkisar 1.000 orang sepanjang satu pekan terakhir. Kemarin, Minggu (28/6/2020), kasus baru positif Covid-19 mencapai 1.198 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper