Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala Peringatan Warren Buffett Tidak Diacuhkan

Rentetan pesan Warren Buffett dalam beberapa tahun lalu, rupanya tak bisa membendung aksi para spekulan dan trader harian yang terlalu berjudi mengincar korporasi bermasalah saat pandemi Covid-19.
Warren Buffett. /Reuters
Warren Buffett. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Warren Buffett adalah salah satu investor legendaris di pasar modal dunia. Ucapan dan prediksinya, acap kali dijadikan panutan oleh para pelaku pasar global. Namun sayangnya, kali ini, pesan Buffett justru tak dianggap oleh sebagian trader harian.  

Buffett sejatinya telah berkali-kali memperingatkan kepada sesama investor terkait bahaya dari aksi spekulasi berlebihan.

Akan tetapi, kala pandemi Covid-19 melanda dunia, tak semua orang ingat dan mengikuti peringatan dari Buffett beberapa tahun lalu. Bahkan beberapa trader justru mengabaikan pesan lama dari sang dedengkot pasar saham tersebut.

Hal itu terjadi ketika ribuan orang terjebak di rumah selama pandemi Covid-19 melanda. Kalangan masyarakat yang biasanya hobi bertaruh di kasino dan pertandingan olah raga, beramai-ramai mengalihkan aksinya ke pasar modal. Mereka berubah menjadi seorang trader harian.

Para ‘trader harian dadakan’ tersebut berhasil mengirimkan gelombang kejutan ke pasar modal dengan aksi mereka tersebut. Kejutan tersebut tak hanya berupa gelombang masuknya mereka ke bursa, melainkan juga aksi transaksi mereka.

Seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (28/6/2020), mereka yang dijuluki sebagai trader amatir tersebut beramai-ramai membelanjakan dananya ke perusahaan yang sedang dalam tekanan dan memiliki risiko investasi tinggi. Perusahaan-perusahaan itu antara lain yang bergerak di sektor maskapai penerbangan dan pelayaran.

Beberapa waktu lalu, para trader itu bahkan sempat membeli saham di perusahaan-perusahan seperti Hertz, JCPenney dan perusahaan lain yang terancam bangkrut dan berisiko tinggi.

Langkah itu salah satunya dilakukan oleh Dave Portnoy, pesohor di dunia maya asal Amerika Serikat yang juga dikenal sebagai blogger. Dia bahkan sempat menganggap pesan Buffett sudah usang dan beberapa kali salah dalam mengambil keputusan.

Portnoy pun menganggap para pendukung peringatan Buffett hanya iri dengan aksi dan keberhasilannya.

bursa amerika serikat
bursa amerika serikat

Sejatinya, peringatan bukan hanya keluar dari mulut Buffett. Salah satu pengusaha ternama pemilik Landmark Theatres dan Dallas’s Mavericks yakni Mark Cuban dan Kepala Oaktree Capital Howard Marks juga sempat memperingatkan aksi para trader harian amatir tersebut, dan dampaknya terhadap gelembung di pasar modal.

Sementara itu, pembawa acara "Mad Money" Jim Cramer, bos Omega Advisors Leon Cooperman, dan kepala investasi Wealthfront Burton Malkiel juga telah memperingatkan para pendatang baru di pasar saham, bahwa berspekulasi dengan liar akan berujung pada kegagalan besar. Mereka menyebutkan, hampir pasti para trader harian amatir itu kehilangan uangnya dari aksinya, dan mungkin mempercepat kehancuran pasar modal.

 

Menanti Respons Buffett

Sejauh ini, Buffett belum berkomentar di hadapan publik terkait dengan booming transaksi trader harian. Dia juga masih setia dengan aksi perusahaannya Berkshire Hathaway akhir-akhir ini yang cenderung adem ayem dan lebih banyak menumpuk kasnya daripada membelanjakannya secara masif di pasar modal.

Namun, menarik jika menilik pesannya pada beberapa tahun lalu, terkait dengan aksi sembrono para trader harian amatir pada masa lalu.

Bos Berkshire Hathaway tersebut mendefinisikan aksi spekulasi tak terukur dari trader harian dalam suratnya kepada para pemegang saham pada 2000 lalu. Dia menyebutkan, kala itu para trader harian atau spekulan cenderung mengambil fokus yang salah.

"[Mereka bertransaksi] bukan pada apa yang akan dihasilkan suatu aset tetapi pada apa yang akan dibayarkan oleh orang berikutnya," ujarnya.

warren buffett
warren buffett

Sebelumnya, dalam kasus hampir serupa pada 1992, dia juga mengeluarkan pendapat bahwa para spekulan mungkin secara sadar membayar lebih dari harga sebuah saham, dengan harapan menjualnya dengan harga yang bahkan lebih tinggi. Namun, langkah itu terlalu beresiko dan bisa mengganggu pasar.

Membeli saham Hertz dengan tujuan menjualnya kembali sebelum saham menjadi hancur tidak berharga, tampaknya cocok dengan dua pesan Buffett dalam periode waktu yang berbeda tersebut.

Namun sayangnya, para investor tersebut seolah lupa, bahwa pasar modal tidak bisa diterka dengan mudah. Gejolak dan fluktuasi tajam bisa saja terjadi dalam waktu yang sangat singkat, sehingga aksi mereka bisa merusak pasar secara umum.

Hal serupa menurutnya pernah terjadi pada medio 1990, ketika demam di sektor perusahaan teknologi menjangkiti pasar modal dunia. Para investor beramai-ramai dan cenderung fokus pada saham sektor tersebut. Aksi spekulasi pun merebak.

"Kalangan profesional investasi dan juga amatir tampak terfokus di sektor tersebut, sehingga memicu halusinasi di mana nilai-nilai saham di sektor-sektor tertentu menjadi tak lagi rasional dan sesuai dengan fundamentalnya," katanya.

Pada saat yang sama, ancaman gelembung di pasar saham akibat aksi para investor tersebut pun muncul, dan para invetor tersebut baru menyadari kesalahannya.

Mengutip ucapannya pada medio 2017, aksi para trader harian amatir kali ini nampaknya cukup relevan. Kala itu dia mengatakan bahwa pasar modal memiliki karakteristik mirip dengan kasino bagi para ‘penjudi’. Namun sayangnya, tak semua yang mereka dapatkan di kasino bisa dengan mudah diterapkan di pasar modal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Business Insider & Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper