Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

768 Pedagang Positif Covid-19, Paling Banyak Ada di Provinsi Ini

Dalam catatan Ikappi, pedagang pasar tradisional yang positif Covid-19 itu tersebar di 23 provinsi.
Ilustrasi: Transaksi pembayaran antara penjual dan pembeli dengan menggunakan nampan di Pasar Genteng Baru, Kota Surabaya, Minggu 14 Juni 2020. Antara-Humas Pemkot Surabaya
Ilustrasi: Transaksi pembayaran antara penjual dan pembeli dengan menggunakan nampan di Pasar Genteng Baru, Kota Surabaya, Minggu 14 Juni 2020. Antara-Humas Pemkot Surabaya

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Satuan Tugas Ikatan Pedagang Pasar Indonesia untuk Penanggulangan Penyebaran Covid-19 atau Sigap Ikappi Dimas Hermadiyansyah mengatakan bahwa hingga Jumat, 26 Juni 2020 tercatat ada 768 pedagang pasar yang positif Covid-19 dan 32 penjual meninggal dunia.

Tingginya angka kasus positif Covid-19 di kalangan pedagang pasar ini karena program rapid swab test oleh pemerintah terus dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di pasar.

Meski banyak pedagang yang terinfeksi Covid-19, Dimas mengatakan bahwa pasar tetap aman bagi Anda melakukan aktivitas jual beli.

"Asal semua orang di lingkungan pasar sadar dan disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan yang baik, hal itu tentunya tidak bisa tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya keseriusan serta upaya maksimal dari pemda dan pengelola pasar," katanya melalui siaran pers, Jumat, 26 Juni 2020.

Dalam catatan Ikappi, pedagang pasar tradisional yang positif Covid-19 itu tersebar di 23 provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak untuk pedagang yang terinfeksi Covid-19, yakni 192 orang dari 26 pasar.

Di posisi kedua ada Jawa Timur dengan jumlah 127 orang positif dan 14 orang meninggal dunia dari 37 pasar.

Dimas menuturkan bahwa upaya maksimal mencegah penyebaran Covid-19 di pasar bisa berjalan baik bila melibatkan semua komponen seperti paguyuban, organisasi pasar di daerah, serta kelompok masyarakat yang lain agar memberi edukasi dan sosialisasi secara terus menerus.

Menurut Dimas, penerapan kebijakan ganjil genap dan penutupan pasar oleh pemerintah bukan satu-satunya cara untuk menyelamatkan pasar dari penyebaran Covid-19. Dia menilai hal itu membuat mata pencaharian pedagang terganggu.

"Lebih baik lakukan dulu keseriusan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pasar, penyemprotan desinfektan, pembagian masker, pengukur suhu, cuci tangan, sekat plastik dan hal lain," kata dia.

Dia meminta supaya pemerintah melakukan sosialisasi bahaya Covid-19 dengan melibatkan semua pihak dan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pedagang.

"Yang jauh lebih penting dari itu adalah peran serta pedagang. Keterlibatan pedagang dalam setiap proses kebijakan adalah kunci keberhasilan protokol kesehatan," ucap Dimas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper