Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Serukan Hal Kontroversial saat Kampanye di Oklahoma

Salah satunya terkait ujaran rasisme. Presiden Amerika ke-45 itu kembali melabeli nama Covid-19 menjadi ‘Kung Flu’.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam acara penandatanganan UU Otoritas Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2020 di Pangkalan Militer Gabungan (Joint Base) Andrews, Maryland, AS, Jumat (20/12/2019)./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump yang baru saja melakukan kampanye di Tulsa, Oklahoma menyerukan hal yang kontroversial seperti meminta menurunkan tes Covid-19 dan mengutarakan ujaran rasisme.

“Uji [Covid-19] seperti pedang bermata dua. Bagian jeleknya adalah … ketika Anda melakukan pengujian, Anda akan menemukan semakin banyak orang [sakit], semakin banyak kasus. Maka, tolong turunkan jumlah tesnya,” katanya, seperti dikutip dari CNN International, Minggu (21/6/2020).

Pembukaan pidato itu cukup mengejutkan mengingat AS mencatatkan kasus terbesar Covid-19 di dunia yang telah menelan 120.000 jiwa. Pakar kesehatan telah menegaskan bahwa tes menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi kasus, melakukan tracing, dan menyetop penyebaran virus.

Seorang administrasi mengungkapkan bahwa presiden hanya bercanda. Tak hanya itu, Trump juga mengungkapkan ujaran rasisme dengan kembali melabeli nama Covid-19 menjadi ‘kung flu’.

“Aku bisa menamainya Kung Flu. Aku bisa menyebutkan 19 versi nama lagi,” ungkap Trump.

Sementara itu, The Guardian melaporkan timbulnya keraguan bahwa Trump akan terpilih kembali setelah trump gagal memenuhi arena berkapasitas 19.000 di kubu Republikan Oklahoma.

“Sang kaisar tidak punya massa,” tweet Dan Pfeiffer, mantan penasihat senior Barack Obama.

Awalnya, Trump berencana melakukan kampanye di ruangan terbuka, tetapi tidak jadi karena kekurangan peserta.

Sementara, itu kampanye di dalam ruangan hanya dipenuhi dua per tiga pengikutnya dengan banyak kursi yang kosong di bagian atas dan area dasar, meski pihaknya mengklaim telah memberikan satu juta tiket masuk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper