Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Makin Agresif Caplok Produsen Emas di Luar Negeri

Sejak akhir tahun lalu, perusahaan China agresif dalam melakukan merger dan akuisisi produsen emas di luar negeri. Hal ini sejalan dengan harga emas yang kian melambung.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Agresivitas produsen emas China untuk mencaplok perusahaan emas di luar negeri tidak surut diterpa pandemi Covid-19.

Buktinya, Zijin Mining Group Co. Ltd. sepakat mengakuisisi Guyana Goldfields Inc. pada hari Jumat (13/6/2020), dengan nilai kesepakatan sekitar C$323 juta.

Mei lalu, produsen emas China Shandong Gold Mining Co. Ltd. telah menuntaskan pembelian saham TMAC Resources Inc. secara tunai dengan nilai sekitar US$149 juta.

Harga emas spot telah mengungguli pasar ekuitas global tahun ini di tengah ketidakpastian Covid-19 dan banjir stimulus global. Kondisi ini sejalan dengan kenaikan harga emas sebesar 18 persen tahun lalu di tengah kekhawatiran pertumbuhan global.

Alhasil, kilau bisnis emas di tengah pandemi dan ketidakpastian global makin kuat.

Zijin membeli Guyana Goldfields setelah pertempuran sengit dengan dua penambang lainnya. Penawaran awal datang dari Silvercorp Metals Inc. pada 27 April 2020, perusahaan ini ingin membeli Guyana seharga US$0,60 per saham dengan kesepakatan pertukaran saham.

Namun, dalam beberapa minggu, tawaran saingan dari Gran Colombia Gold Corp menaikkan penawaran menjadi C$ 0,90 per saham, kemudian mendorong Silvercorp untuk meningkatkan penawarannya menjadi C$ 1,30 per saham.  Namun, kedua penawaran akhirnya dikalahkan oleh Zijin dengan harga C$ 1,85 per saham, lebih dari tiga kali lipat tawaran awal C$ 0,60.

Zijin Mining telah melakukan telah berencana untuk mencari peluang merger dan akusisi proyek-proyek penambangan emas yang saat ini sedang dalam produksi atau akan segera memulai produksi sejak tahun lalu. Pada bulan Desember, perusahaan tercatat membeli saham penambang emas Kanada lainnya, Continental Gold Inc., dengan uang tunai $1,37 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper