Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sulit, Aksi Protes Marak, Perdana Menteri Suriah Dipecat

Presiden memecat Perdana Menteri Suriah dan menunjuk Hussein Arnous, Menteri Sumber Daya Air, sebagai pengganti Khamis.
Presiden Suriah Bashar al-Assad/Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Suriah, Bashar al-Assad memecat Perdana Menteri Imad Khamis akibat krisis ekonomi  dan pecahnya aksi protes di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.

Laporan dari kantor berita SANA itu tidak memberikan alasan secara lebih detil atas keputusan mendadak itu, yang diumumkan kemarin dalam sebuah keputusan presiden.

Presiden kemudian menunjuk Hussein Arnous, Menteri Sumber Daya Air, sebagai pengganti Khamis.

Setelah sembilan tahun berperang, Suriah berada dalam pergolakan krisis ekonomi yang diperparah oleh krisis likuiditas dolar di negara tetangga Lebanon itu.

Mata uangnya jatuh ke rekor terendah dalam beberapa hari terakhir menjelang sanksi tambahan dari Amerika Serikat. Nilai tukar pound Suriah mencapai rekor 3.000 terhadap dolar AS awal pekan ini di pasar gelap seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (12/6/2020).

Otoritas Suriah menyalahkan sanksi Barat sebagai penyebab  kesulitan yang meluas di antara penduduk kelas pekerja. Melemahnya mata uang negara itu telah menyebabkan harga melonjak dan warga kesulitan membeli makanan dan pasokan dasar.

Pemerintah mengkritik gelombang sanksi AS yang semakin ketat, yang dikenal sebagai Caesar Act dan mulai berlaku akhir bulan ini. Analis memperkirakan langkah itu baru akan membuat lebih sulit untuk melakukan bisnis dengan Damaskus.

Arnous, 67, telah menjabat dalam suksesi panjang jabatan pemerintah, termasuk sebagai Gubernur Provinsi Deir Az Zor yang berbatasan dengan Irak dan provinsi Quneitra di Suriah selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper