Bisnis.com, JAKARTA - Anggota polisi yang membunuh George Floyd yakni Derek Chauvin, ternyata pernah berseteru saat berada di klub.
Ketika aksi protes kekerasan polisi di Amerika Serikat dan beberapa negara lain di dunia masih berlangsung, sebuah fakta baru muncul ke permukaan.
CBS News melaporkan bahwa George Floyd dan Derek Chauvin, anggota polisi yang sekarang dihadapi dengan tuntutan penjara 40 tahun atas tindakan pembunuhan, ternyata saling kenal. David Pinney, mantan rekan kerja Floyd di sebuah klub malam di Minneapolis menyatakan bahwa kedua pria itu pernah berseteru.
"Ini ada hubungannya dengan Derek yang sangat agresif di dalam klub dengan beberapa pelanggan, yang kemudian menjadi masalah," jelas Pinney, seperti dikutip melalui CBS News, Rabu (10/6/2020).
Keluarga Floyd mengatakan mereka percaya apa yang terjadi pada 25 Mei lalu sebagian besar bersifat pribadi. Pengacara mereka telah meminta Chauvin untuk didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama, karena mereka percaya dia tahu siapa George Floyd.
Maya Santamaria, pemilik klub yang sekarang diprotes, menggambarkan bagaimana Chauvin memperlakukan pelanggan kulit hitam ketika dia berbicara dengan CBS News untuk acara spesial "Justice for All."
Santamaria mengatakan dia membayar Chauvin, ketika tidak bertugas, untuk duduk di mobil patroli di luar El Nuevo Rodeo selama 17 tahun terakhir.
Dia mengatakan Floyd sering bekerja sebagai penjaga keamanan di dalam klub sejak beberapa tahun belakangan. Floyd dan Chauvin sering bekerja pada hari yang sama, tepatnya setiap Selasa malam, ketika klub mengadakan kompetisi tari mingguan yang populer.
"Apakah menurutmu Derek punya masalah dengan orang kulit hitam?" CBS News bertanya.
"Saya pikir dia takut dan terintimidasi," kata Santamaria.
"Oleh orang kulit hitam?" Berita CBS diklarifikasi.
"Ya," Santamaria menegaskan.
Sementara investigasi berlanjut, kota-kota lain di seluruh AS sedang mempertimbangkan reformasi kepolisian.
Pada Selasa (9/6/2020), Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan dia akan mendukung langkah-langkah reformasi besar-besaran di kotanya, termasuk larangan mencekik orang (chokehold) untuk para anggota polisi.
"Ini saatnya untuk melakukan reformasi nyata dan perubahan nyata," kata Cuomo.
Pejabat kota di Minneapolis sedang mendiskusikan restrukturisasi atau pembongkaran departemen kepolisian. Apa yang terjadi di sana telah memicu tuntutan untuk model penegakan hukum baru. Tetapi bahkan mereka yang mendukung gagasan itu tidak yakin apa artinya itu.