Bisnis.com, JAKARTA – Kebiasaan warga Amerika Serikat makan daging diprediksi menurun di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
Para peneliti di Institut Riset Kebijakan Makanan & Pertanian University of Missouri memperkirakan konsumsi daging per-kapita tahun ini akan turun untuk pertama kalinya sejak 2014.
Harga yang lebih tinggi dan pengurangan dalam pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) akan mengurangi permintaan untuk daging sapi, babi, dan kalkun. Masyarakat Amerika kemudian akan mengkonsumsi sedikit lebih banyak ayam.
Kondisi ini seakan menjadi perubahan haluan bagi negara yang dikenal dengan jajanan burger dan chicken wings murah tersebut.
Sebuah survei yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah warga Amerika berpendapat industri makanan harus lebih fokus pada makanan bebas daging guna mengimbangi kekurangan pasokan akibat persebaran virus Corona di antara para pekerja industri daging.
Menurut proyeksi jangka panjang University of Missouri, konsumsi daging per kapita tidak akan kembali ke tingkat yang dialami tahun lalu hingga setidaknya setelah tahun pada 2025.
Akibat dampak pandemi virus mematikan tersebut, para konsumen terpaksa membeli daging dengan harga lebih tinggi karena sejumlah pabrik beroperasi di bawah kapasitas demi menjaga jarak sosial (social distancing).
Selain itu, perusahaan pengepakan menghadapi biaya lebih tinggi untuk memasok alat-alat pelindung termasuk masker dan lembaran plexiglass.
“Harga ayam diperkirakan turun 15 persen tahun ini sebagai respons atas pasokan yang lebih besar dan melemahnya permintaan,” papar para peneliti dalam laporannya seperti dilansir Bloomberg, Rabu (10/6/2020).
Sementara itu, harga daging babi akan turun sekitar 10 persen sebagian besar karena berkurangnya permintaan dari restoran dan penutupan pabrik daging.