Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Harga Saham Zoom Durian Runtuh bagi Investor Lama

Meski didera isu perlindungan data, analis masih merekomendasikan saham Zoom.
Zoom telah menetapkan rencana 90 hari untuk memperbaiki masalah keamanan. Sementara ini Zoom menghadapi lonjakan trafik tiga puluh kali lipat dan membutuhkan daya komputasi yang lebih besar. REUTERS
Zoom telah menetapkan rencana 90 hari untuk memperbaiki masalah keamanan. Sementara ini Zoom menghadapi lonjakan trafik tiga puluh kali lipat dan membutuhkan daya komputasi yang lebih besar. REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Kian populernya aplikasi konferensi video Zoom, yang juga membuat harga saham perusahaan pengembangnya naik, membuat banyak investor lama meraup untung besar dengan cara memangkas kepemilikan mereka baru-baru ini.

Laporan Bloomberg, Jumat (5/6/2020) menyebut barisan investor lama tersebut juga meliputi nama-nama besar. Misalnya Li Ka-shing, pengusaha Hong Kong yang juga punya saham di Chase Coleman serta investor kondang asal Taiwan Samuel Chen.

Nama terakhir masuk dalam komposisi pemegang saham Zoom pada 2011 lalu, lewat perusahaannya yang bernama Digital Mobile Venture Ltd. Perusahaan ini pada masa awal ikut mendanai pengembangan zoom dengan saham USS 1,6 miliar.

Chen juga merupakan anggota dewan direktur Sonix Technology Co. perusahaan perancang sirkuit asal China dan berstatus pemegang saham mayoritas perusahaan asal California Telenav Inc.

Berdasarkan rekapitulasi analis Bloomberg, sebagian saham Chen sempat laku USS 22 juta pada RUPS jelang IPO Zoom April 2013 lalu, kemudian ia untung lagi USS 13 juta sepanjang Maret 2020.

"Chen sudah untung besar dari sebagian kecil penjualan sahamnya, tapi masih adapotensi keuntungan lebih besar bisa ia dapat," ujar analis RBC Capital Markets Alex Zukin seperti dilansir Bloomberg.

Zoom sebenarnya sempat didera isu tak sedap menyoal perlindungan data konsumennya. Walau demikian, nyatanya saat ini masih banyak analis seperti Zukin yang tetap merekomendasikan saham perusahaan pimpinan Eric Yuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper